Ki Gede Sela Sang Penakluk Petir, Keturunan Raja Majapahit yang Dirikan Kota Solo

 




    Solo, tjahayatimoer.net - KI GEDE SELA pendiri Kota Solo dikenal sebagai orang yang sakti kala itu. Konon Ki Gede Sela merupakan anak dari Ki Getas Pandawa, anak dari raja terakhir Kerajaan Majapahit, Lembu Peteng atau Bondan Kejawan.



    Getas Pandawa mempunyai tujuh orang anak, dimana Ki Ageng Sela anak tertua. Ki Ageng Sela merupakan satu-satunya anak laki-laki, sedangkan enam adiknya perempuan. Hal itu sebagaimana disebut dari buku "Awal Kebangkitan Mataram : Masa Pemerintahan Senapati" tulisan dari H.J. De Graaf.

    Kesaktian Ki Gede Sela digambarkan pada naskah kuno Serat Kandha, di mana saat itu Pangeran Sabrang Lor dari Demak meninggal dunia. Saat itu berkumpul semua Wali Songo dan ulama di masjid besar. Setelah melakukan Salat Jumat pergilah mereka ke halaman depan masjid untuk memilih raja baru. Sementara itu, tampak langit segumpal awan gelap, yang dengan cepat meluas, menimbulkan cuaca sangat buruk. Sambaran-sambaran petir pun muncul. Sesaat kemudian Ki Gede Sela tiba disambar petir. Tetapi anehnya, petir itu justru ditangkapnya. Ki Gede Sela kemudian menyerahkannya kepada para wali, yang membuat gambar-gambarnya di pintu gerbang utama Masjid Demak.

    Kemudian mereka berdoa dengan khusyuk memohon kepada Tuhan agar masjid selamat dari sambaran petir. Gambar itu sekarang masih ditemukan di Masjid Demak pada ukiran Lawang Bledheg yang terdapat di pintu masjid

    Sampai sekarang ukiran yang diabadikan dari peristiwa penaklukan petir itu masih dapat disaksikan di Masjid Demak.

    Awal mula Ki Ageng Sela mempunyai kemampuan menaklukkan petir berawal dari saat ia membuka ladang pertanian. Saat itu langit tiba-tiba menjadi mendung dan mulai turun hujan, seketika itu petir datang dan kilat menyambar, sehingga membuat kegiatan pertanian terganggu. Ki Ageng Sela menantang petir yang berusaha mengganggunya untuk menampakkan wujudnya. Tak lama kemudian, petir tersebut berubah menjadi naga dan berubah wujud berkali-kali menjadi makhluk yang mengerikan. Ki Ageng Sela yang merasa kesal karena terus diganggu terjadilah perkelahian antara keduanya diiringi petir yang menggelegar.

     Pada akhirnya, Ki Ageng Sela berhasil mengalahkan makhluk tersebut dan mengikatnya di sebuah pohon Gandri dan makhluk tersebut berubah menjadi kakek tua. Ki Ageng Sela membawa kakek tua yang terus berubah-ubah wujud ke Demak untuk dilaporkan ke Sultan Demak. Saat berada di Demak, tiba-tiba datanglah seorang nenek yang menyiramkan air ke tubuh kakek tersebut. Lalu seketika suara petir menggelegar dan tiba-tiba kakek dan nenek tersebut menghilang. Dua momen itu membuat Ki Ageng Sela dikenal luas sebagai penakluk petir.

Posting Komentar

0 Komentar