Surabaya, tjahayatimoer.net - Sempat mereda, kasus COVID-19 kembali naik di Jatim. Kota Surabaya menyumbang 621 kasus dari total 2.664 kasus yang ada saat ini.
Kepala Dinkes Jatim dr Erwin Ashta Triyono memprediksi, puncak kenaikan akan berlangsung pada awal Desember. Menurutnya, COVID-19 kembali karena virus terus bermutasi dari Omicron subvarian jadi XBB yang mudah menular.
"Tapi kita harapkan tidak seberat waktu Delta. Sehingga kunjungan atau masuk RS diharapkan tidak besar. Terpenting bagi masyarakat, mau delta, alpa, omicron, XBB, BQ.1 saran kita 3. Yaitu 6 M, 3 T (testing, tracing, treatment)," kata dr Erwin, Minggu (20/11/2022).
"Dan vaksinasinya cepat dikerjakan, yang masih belum cepat 1 dan 2, target booster 1. Diharapkan dengan booster 1 ada 2 manfaat, kalau sakit nggak berat dan diharapkan nggak sampai terpapar," imbuhnya.
Erwin menyebut, puncak kasus COVID pada awal Desember bukan tanpa alasan. Sebab, ia mengetahui dari prediksi epidemiolog. Untuk itu, ia terus mengimbau masyarakat untuk menerapkan 6M, 3T dan vaksin khususnya booster.
"Kemarin dari epidemiolog puncaknya pada awal Desember. Terpenting mau awal Desember atau tidak, tugas kita sama. Prokes, mau tracing, testing. Meskipun banyak yang gejala ringan," terangnya.
Sedangkan untuk okupansi di Jatim, lanjut Erwin, saat ini untuk BOR isolasi RS ada 17%, BOR ICU RS ada 13%. Sementara BOR RS Darurat dan isoter 0%. "Diharapkan segera ke RS kalau perlu, diperlukan penanganan kesehatan. Segera dites, dan isoman kalau positif," tuturnya.
Saat ditanya apakah ada rencana PPKM dengan pengetatan wilayah kembali, ia belum bisa memastikan. Sebab, kebijakan tersebut merupakan kewenangan pusat.
"PPKM menunggu arahan pusat, Mendagri terutama. PPKM itu kan regulasi. Yang jelas kita dorong, mau PPKM. Berapa pun tetap 6M, 3T dan vaksin," tukasnya.
0 Komentar