"Sebagai pemimpin kita semua memiliki tentang tanggung jawab untuk memastikan situasi global kondusif bagi masa depan dunia. Yang Mulia ekonomi digital adalah kunci masa depan ekonomi dunia sebagai pilar ketahanan di masa pandemi, menyumbang 15,5% PDB global," katanya dalam pembukaan KTT G20 di The Apurva Kempinski Bali, Selasa (15/11/2022).
Jokowi menambahkan ekonomi digital juga membuka peluang bagi masyarakat kecil untuk meningkatkan dan memperlancar rantai pasokan global. Untuk itu ia mendorong transformasi digital untuk mempercepat ekonomi global.
"Dan di bawah presidensi Indonesia digital economy working group sudah mulai berjalan. Tahun ini G20 juga mendorong pengembangan startup potensial melalui digital innovation network," tuturnya.
Jokowi menyebutkan dalam pengembangan itu ada tiga hal yang difokuskan. Pertama kesetaraan akses digital untuk 2,9 miliar penduduk dunia yang belum terhubung ke internet.
"Termasuk 73% penduduk negara kurang berkembang. Infrastruktur digital juga belum merata, 390 juta orang tinggal di wilayah tanpa internet nirkabel. Ketimpangan ini harus segera kita perbaiki. G20 harus dapat memobilisasi investasi untuk membangun infrastruktur digital yang terjangkau bagi semua," ujarnya.
Kedua, menurut Jokowi literasi digital bukan sebuah pilihan melainkan sebuah keharusan. Jokowi menambahkan literasi digital harus menjangkau semua agar dapat berpartisipasi dalam ekonomi masa depan.
"G20 harus dapat menggerakkan kerja sama penguatan kapasitas digital bagi negara berkembang. Ketiga, lingkungan digital yang aman, hoaks dan perundungan siber dapat memecah persatuan dan mengancam demokrasi," ujarnya.
"Kebocoran data akibat kejahatan cyber berpotensi mengakibatkan kerugian ekonomi hingga US$ 5 triliun pada 2024. Untuk itu keamanan digital dan perlindungan privasi harus dijamin. G20 harus mampu membangun kepercayaan sektor digital termasuk melalui tata kelola digital global," tutupnya.
0 Komentar