Surabaya, tjahayatimoer.net - Naufan Noordyanto, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima penghargaan bergengsi Habibie Prize 2022. Bahkan dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS dinobatkan sebagai penerima termuda dalam sejarah.
Penerima Habibie Prize 2022 untuk Bidang Ilmu Filsafat, Agama, dan Kebudayaan, ini merupakan yang pertama di ITS. Penghargaan itu diterima di Gedung BRIN Jakarta.Selama ini, pria berusia 32 tahun itu mencipta karya seni sebagai produk pengetahuan terutama di bidang desain, lalu didaftarkan di ajang bergengsi tersebut.
"Reputasi yang saya apply dibuktikan dengan pengalaman kegiatan, rekognisi dari dunia internasional, serta kegunaannya," terangnya, Kamis (10/11/2022).
Pria asal Pamekasan, Madura, ini memiliki segudang prestasi dan mengenyam berbagai pengalaman di tingkat lokal, nasional, serta internasional. Dia telah mempublikasikan sekitar 300 karyanya lebih dari 200 event atau festival, publikasi seni atau desain internasional, serta tidak kurang dari 20 event dan festival seni nasional.
"Total sudah dipamerkan di 45 negara di dunia," lanjutnya.
Bahkan berbagai karya Naufan pernah dievaluasi dan dipamerkan bersama dengan karya tokoh desain populer dunia. Sebut saja David Carson, Niklaus Troxler, Milton Glaser, Ivan Chermayeff, Armando Milani dan sebagainya.
"Kalau di DKV, teori dari tokoh-tokoh tersebut juga menjadi bahan ajar kami, Alhamdulillah saya pernah pameran juga bersama karya mereka," jelasnya.
Salah satu karya Naufan berupa poster juga pernah digunakan dalam konferensi perubahan iklim tahun 2021 di Skotlandia. Di skala nasional, lima karyanya terpilih sebagai 5 desain maskot terpilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kota Serang, Kabupaten Belitung, Lumajang, Sampang, dan Pamekasan.
"Saya juga terlibat dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan ITS untuk kebermanfaatan masyarakat, serta proyek-proyek non-profit di Pamekasan," sambungnya.
Naufan mengaku prestasi yang diraih hasil kerja keras bersama. Penghargaan Habibie Prize tidak akan diraih bila tidak ada dukungan dari segenap sivitas akademika ITS.
"Ini prestasi bersama, bukan cuma saya yang dapat, tapi juga ITS," ungkapnya.
Naufan berpesan ke seluruh sivitas akademika ITS dan anak muda lainnya untuk tidak pernah berhenti belajar dan berkarya.
"Mari bersama-sama untuk terus mengharumkan nama ITS dengan cara apapun di bidang kompetensi kita masing-masing. Sehingga semakin banyak sivitas akademika ITS lain yang memperoleh rekognisi di tingkat nasional bahkan internasional," pungkasnya.
0 Komentar