Dendam Membara, Cucu Bunuh Kakek Di Surabaya










Surabaya, tjahayatimoer.net - Siapa yang menabur dia yang menuai. Pepatah itu tepat ditujukan kepada Mulyadi (56). Ia tewas di tangan PH, cucunya sendiri. PH nekat membunuh kakeknya karena kerap diperlakukan kasar dan tak adil sejak kecil.

Dendam PH menggunung hingga ia beranjak remaja berusia 16 tahun. Ia merencanakan menuntut balas kepada kakeknya itu. Terlebih, ia juga mengetahui kedua orang tuanya bercerai karena kakeknya.

PH, merupakan sulung dari dua bersaudara anak pasangan Heri Lutfianto dan Diana. Pernikahan kedua orang tuanya tak pernah mendapat restu dari Mulyadi, kakeknya. Meski telah dikaruniai 2 anak, kakeknya tetap mendesak anaknya Diana menceraikan Heri.

Perceraian pun terjadi, PH dan adiknya kemudian menjadi anak broken home. Itu karena ayah dan ibu kandungnya, masing-masing menikah lagi. PH dan adiknya kemudian tinggal bersama kakeknya.

Namun, saat tinggal di rumah kakeknya itu, PH rupanya sering dipukul baik menggunakan tangan ataupun kayu. Tak hanya dirinya, adiknya juga sama kerap mendapat perlakuan kasar kakeknya. Memori itu membekas dan terus dipupuk PH.

Mulyadi, oleh warga sekitar memang dikenal keras dan temperamental. Mulyadi juga dikenal sebagai residivis karena sempat keluar masuk penjara dalam kasus pencurian dengan kekerasan.

Puncak dendam PH kepada kakeknya yaitu setelah ia diusir dari rumah kakeknya. Sejak saat itu, ia tinggal bersama ayah dan ibu tirinya di Bogowonto. Meski begitu, dendam kepada kakeknya tak surut. PH kemudian berniat akan membunuh kakeknya suatu saat.

Rabu, 8 September 2014, waktu pembalasan pun tiba. PH berpura-pura mampir ke rumah kakeknya. Di sana, PH kemudian mencari benda yang sekiranya bisa digunakan untuk membunuh kakeknya.

PH akhirnya menemukan sepotong kayu sepanjang kurang lebih 45 cm yang kemudian ia simpan. Kayu keras itu merupakan kayu bekas kakeknya memperbaiki kandang ayam.

Usai menyiapkan kayu, PH lalu tidur di rumah kakeknya tersebut. PH tidur di selasar kos rumah kakeknya. Rumah Mulyadi memang berlantai dua. Lantai pertama dia tinggali, sementara lantai dua disewakan untuk kos-kosan.


Posting Komentar

0 Komentar