Bupati Mojokerto Berikan Saran Persoalan Pangan.



Mojokerto, tjahayatimoer.net – Memanfaatkan pekarangan dapat memberikan pengaruh yang sangat luas terkait dengan masalah ketahanan pangan dan inflasi di daerah. Hal tersebut disampaikan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati saat kegiatan Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang digelar Dinas Pangan dan Perikanan (Dispari) Kabupaten Mojokerto.

Kegiatan Pemberdayaan KWT dalam rangka peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil ini, diikuti sedikitnya 250 peserta KWT. Turut hadir enam Camat dan dua Kepala Desa (Kades). Yakni Camat Pacet, Camat Jatirejo, Camat Gondang, Camat Dlanggu, Camat Kutorejo, Camat Puri, Kades Terusan Kecamatan Gedeg dan Kades Mojorejo Kecamatan Kemlagi.

Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini mengatakan, pada akhir bulan September lalu, Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi lebih dari 5 persen dan faktor utamanya terjadinya inflasi di Kabupaten Mojokerto yakni kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Selain kenaikan harga BBM, salah satu faktor adanya inflasi disebabkan oleh harga bahan makanan pokok yang memiliki potensi fluktuasinya tinggi, seperti cabe rawit. Tetapi alhamdulillah ternyata akhir Oktober Inflasi kita turun menjadi 4 persen,” ungkapnya di Pasar Rakyat Mojo Kembangsore Park, Desa Petak, Kecamatan Pacet, Selasa (8/11/2022).

Artinya, lanjut orang nomor satu di Kabupaten Mojokerto ini, Kabupaten Mojokerto masih dalam kondisi stabil. Bupati mengapresiasi kepada para petani, para KWT, serta kelompok-kelompok tani lainnya yang telah berpartisipasi melakukan kegiatan penanaman dan terus memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah dengan program P2L maupun pemanfaatan lahan kosong.

“Ini menjadi suatu support sistem yang sangat baik terhadap ketahanan pangan. Kepada seluruh Kepala Desa untuk mendukung hal tersebut dengan penggunaan 20 persen dari dana desa yang harus digunakan untuk ketahanan pangan. Karena sampai saat ini penerjemahan pemanfaatan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan ini masih sangat bervariasi,” ujarnya.

Bupati menghimbau agar fokus untuk ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan-lahan di luar lahan pertanian. Salah satu faktor terkendalinya inflasi di Indonesia karena memiliki tanah yang subur sehingga bisa ditanami bahan-bahan pangan yang butuhkan. Bupati mengajak masyarakat menjadikan makanan yang dihasilkan oleh tanah Mojokerto sebagai primadona kembali.

“Seperti makanan olahan dari dari beras, ketan, serta singkong yang dapat menjadi tepung beras, tepung ketan, tepung maizena, dan tepung tapioka. Karena dapat mempertahankan dan meningkatkan ketahanan pangan di wilayah masing-masing serta pada saat ini Indonesia masih mengimpor gandum sebagai bahan utama dari tepung terigu,” tuturnya.

Bupati juga menghimbau agar para kelompok KWT yang menjual berbagai produk olahan dapat meningkatkan kapasitasnya dalam sistem manajemen administrasi maupun keuangan untuk mendukung faktor ekonomi. Bupati juga meminta untuk menjaga stabilitas kondisi wilayah di Kabupaten Mojokerto dengan mengajak seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dan bekerjasama dalam menyukseskan program P2L

Sementara itu, Kepala Dispari Kabupaten Mojokerto M Ridwan mengharapkan, diselenggarakannya kegiatan tersebut bisa menjadi komitmen untuk mendukung terwujudnya alternatif menu pangan yang sehat, seimbang, bergizi, dan aman. “Serta membuat upaya-upaya positif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Mojokerto,” pungkasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ikfina menyerahkan hadiah secara simbolis kepada pemenang lomba yang digelar Dispari Kabupaten Mojokerto. Bupati juga menyerahkan secara simbolis bantuan Rice Milling Unit (RMU) dan bangunan lumbung pangan masyarakat kepada empat Gapoktan dan bantuan hibah kepada dua KWT. (red.Ad)

Posting Komentar

0 Komentar