Kediri, tjahayatimoer.net - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meminta jajarannya menjalankan pengecekan rutin terhadap peralatan penanggulangan bencana. Hal ini menjadi langkah antisipasi terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
"Lakukan pengecekan secara intens dan berkala seluruh peralatan penanggulangan bencana yang dimiliki oleh masing-masing instansi agar peralatan tersebut siap pakai pada saat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana," kata Bupati yang akrab disapa Mas Dhito dikutip dalam keterangannya, Jumat (4/11/2022).
Kabupaten Kediri, menurut Mas Dhito, berpotensi mendapat ancaman bencana alam khususnya bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang atau puting beliung, banjir maupun tanah longsor. Hal ini dikarenakan wilayahnya berada pada dua lereng gunung yakni Gunung Kelud dan Gunung Wilis, serta berada pada daerah aliran sungai besar yang berhulu di kedua gunung tersebut.
Mas Dhito menjabarkan berdasarkan data BMKG awal musim hujan yang dimulai sejak September di beberapa wilayah Indonesia puncaknya diperkirakan pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023. Musim hujan saat ini dimungkinkan mengalami peningkatan intensitas di atas rata-rata atau melebihi batas normal. Melihat besarnya ancaman bencana itu, Mas Dhito mengimbau semua pihak untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
"Bencana itu tidak bisa kita hindari tapi bisa dimitigasi untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bencana tersebut," tegas Mas Dhito.
Ia menyampaikan Pemerintah Kabupaten Kediri terus melakukan mitigasi bencana, termasuk mempersiapkan jalur evakuasi ketika sewaktu-waktu terjadi bencana. Selain itu, guna menyiapkan seluruh potensi baik SDM maupun peralatan telah dilaksanakan apel kesiapsiagaan dan gelar peralatan penanggulangan bencana.
"Apel ini menjadi komitmen kita bersama dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana," ujar Mas Dhito.
Kabupaten Kediri, menurut Mas Dhito, berpotensi mendapat ancaman bencana alam khususnya bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang atau puting beliung, banjir maupun tanah longsor. Hal ini dikarenakan wilayahnya berada pada dua lereng gunung yakni Gunung Kelud dan Gunung Wilis, serta berada pada daerah aliran sungai besar yang berhulu di kedua gunung tersebut.
Mas Dhito menjabarkan berdasarkan data BMKG awal musim hujan yang dimulai sejak September di beberapa wilayah Indonesia puncaknya diperkirakan pada bulan Desember 2022 dan Januari 2023. Musim hujan saat ini dimungkinkan mengalami peningkatan intensitas di atas rata-rata atau melebihi batas normal. Melihat besarnya ancaman bencana itu, Mas Dhito mengimbau semua pihak untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
"Bencana itu tidak bisa kita hindari tapi bisa dimitigasi untuk meminimalisir dampak yang akan timbul dari bencana tersebut," tegas Mas Dhito.
Ia menyampaikan Pemerintah Kabupaten Kediri terus melakukan mitigasi bencana, termasuk mempersiapkan jalur evakuasi ketika sewaktu-waktu terjadi bencana. Selain itu, guna menyiapkan seluruh potensi baik SDM maupun peralatan telah dilaksanakan apel kesiapsiagaan dan gelar peralatan penanggulangan bencana.
"Apel ini menjadi komitmen kita bersama dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana," ujar Mas Dhito.
0 Komentar