Surabaya, tjahayatimoer.net - Selama tahun 2022 sejak Januari-Oktober, tercatat jumlah bencana di Indonesia sebanyak 3.045 kejadian. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto membeberkan bencana alam didominasi cuaca ekstrem, banjir, dan tanah longsor.
Hal tersebut disampaikan Suharyanto saat menghadiri Pelatihan Kepemimpinan dalam Penanggulangan Bencana Provinsi Jatim yang dihadiri para Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD se-Jawa Timur di BPSDM Jatim.
Suharyanto menyebut, Bojonegoro menjadi daerah dengan jumlah bencana alam terbanyak dalam 10 tahun terakhir di Jatim. Ia meminta pemerintah setempat di Bojonegoro untuk waspada dan menyiapkan langkah mitigasi.
Suharyanto menyebut, Bojonegoro menjadi daerah dengan jumlah bencana alam terbanyak dalam 10 tahun terakhir di Jatim. Ia meminta pemerintah setempat di Bojonegoro untuk waspada dan menyiapkan langkah mitigasi.
"Sedangkan kejadian bencana di Jatim dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dari 2012-2021, Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten di Provinsi Jatim dengan jumlah kejadian bencana paling tinggi. Di mana tren kejadian bencana tiga tahun terakhir didominasi hidrometeorologi basah," kata Suharyanto, Kamis (3/11/2022).
Suharyanto membeberkan, bencana alam di Indonesia selama tahun 2022 menimbulkan banyak korban. Rinciannya korban meninggal dunia sebanyak 202 jiwa, korban hilang 29 jiwa, 838 orang luka-luka, dan terdampak lain mengungsi sebanyak 3.930.281 jiwa
Menurut Mantan Pangdam V Brawijaya ini, peran pemerintah daerah dalam fase penanggulangan bencana yakni paham dan laksanakan standar pelayanan minimum (SPM) bidang penanggulangan bencana secara konsisten.
Sektor terkait harus dilatih secara berkala terkait rencana kontijensi dan operasi dengan semua unsur terkait. Selain itu personel, sarana dan prasarana serta gudang logistik peralatan juga menjadi hal yang harus dipastikan siap sebelum bencana terjadi.
Suharyanto membeberkan, bencana alam di Indonesia selama tahun 2022 menimbulkan banyak korban. Rinciannya korban meninggal dunia sebanyak 202 jiwa, korban hilang 29 jiwa, 838 orang luka-luka, dan terdampak lain mengungsi sebanyak 3.930.281 jiwa
Menurut Mantan Pangdam V Brawijaya ini, peran pemerintah daerah dalam fase penanggulangan bencana yakni paham dan laksanakan standar pelayanan minimum (SPM) bidang penanggulangan bencana secara konsisten.
Sektor terkait harus dilatih secara berkala terkait rencana kontijensi dan operasi dengan semua unsur terkait. Selain itu personel, sarana dan prasarana serta gudang logistik peralatan juga menjadi hal yang harus dipastikan siap sebelum bencana terjadi.
"Pimpinan daerah harus mengetahui potensi bencana di daerah masing-masing. Buat pelatihan dan simulasi sesuai karakteristik bencana di daerah masing-masing," katanya.
Ia mengimbau para kepada daerah untuk memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat dan memastikan semua terpenuhi di setiap terjadi bencana. Pemda juga bisa memanfaatkan dana BTT atau sumber lain yang dipertanggungjawabkan.
"Lakukan pengumpulan data kerusakan sebelum fase transisi darurat berakhir, agar perbaikan di situ bisa dilakukan dengan dana siap pakai (DSP)," pungkasnya.
Sebagai informasi, Pelatihan Kepemimpinan dalam penanggulangan bencana ini diikuti Bupati/Walikota, Ketua DPRD, Sekretaris Daerah, Kepala Pelaksana BPBD dan Kepala Bappeda dari kab/kota se-Jatim.
0 Komentar