Tulungagung, tjahayatimoer.net - Banjir di Tulungagung dikeluhkan warga mengeluarkan bau menyengat. Diketahui, banjir tersebut sudah terjadi sejak Jumat (21/10/2022).
Lalu, apa yang menyebabkan banjir tersebut mengeluarkan bau tidak sedap? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Awal Mula Banjir di Tulungagung
Banjir melanda Desa Sidorejo, Kauman, Tulungagung, Jawa Timur sejak Jumat (21/10/2022). Kawasan tersebut terendam banjir yang bercampur dengan limbah pabrik gula.
Warga mengeluhkan kondisi banjir tersebut karena genangan air bercampur dengan endapan lumpur dan mengeluarkan bau menyengat.
"Banjir campur limbah pertama hari Jumat, kemudian surut pada Sabtu sore," kata salah satu warga Sidorejo, Siti Henny Setyowati, Selasa (1/11/2022).
Lalu, banjir kembali terjadi pada Minggu malam dengan volume yang lebih besar. Henny mengungkapkan kondisi banjir berbeda dibandingkan dengan banjir biasanya, karena air yang menggenangi perkampungan berwarna kehitaman bercampur lumpur dan mengeluarkan bau menyengat.
"Biasanya itu banjir kiriman dari gunung atau sungai yang meluap, ini campuran limbah, benar-benar limbah. Soalnya, kondisi airnya itu hitam, panas, dan bau yang sangat menyengat, di kaki itu gatal," ucap Henny.
Kondisi Air Banjir di Sidorejo, Tulungagung
Air banjir di Sidorejo, Tulungagung berbeda dengan banjir pada umumnya. Genangan air tersebut dilaporkan bercampur dengan limbah pabrik dengan ciri-ciri:
Berwarna cokelat keruh
Bau menyengat
Suhu hangat
Membuat kulit gatal.
Korban Banjir: Warga Alami Gatal Hingga Muntah
Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Agung Kurnia Putra mengatakan ada penyelidikan terhadap banjir limbah di Tulungagung. Hal itu dilakukan atas dasar laporan dari masyarakat serta informasi viral di media.
"Secara prosedur kami harus melakukan penyelidikan karena ada jumlah warga yang jadi korban, ada yang gatal-gatal, yang mual dan ada yang muntah," kata Agung, Selasa (1/11/2022).
Polisi Selidiki Banjir Campur Limbah di Tulungagung
Penyidik masih mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak. Pihak yang dimintai keterangan adalah korban banjir dan direksi PG Mojopanggung.
"Kemarin ada pemeriksaan korban, kemudian hari ini dari direksi PG Mojopanggung," kata Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Agung Kurnia Putra, Senin (31/10/2022).
Pihak kepolisian menyelidiki kasus banjir bercampur limbah pabrik di Sidorejo, Tulungagung. Polisi meminta klarifikasi terhadap manajemen pabrik terkait pengelolaan limbah serta SOP penanganan saat terjadi bencana alam.
"Pemeriksaan SOP terkait tanggap bencananya, karena kalau kita lihat dari situasinya memang karena force major, debit air yang meningkat jadinya meluap ke masyarakat. Tapi setiap perusahaan punya prosedur tanggap bencana, ini dilaksanakan atau tidak," jelasnya.
Tanggapan Pihak Pabrik Soal Banjir Campur Limbah Gula
Pihak PG Mojopanggung membenarkan sebagian air yang masuk ke perkampungan warga berasal dari dalam pabrik. Air tersebut berasal dari kondensat pendingin mesin pabrik.
Seharusnya, air itu mengalir ke Kali Song, namun tidak bisa masuk karena kondisi sungai penuh. Akibatnya air tersebut meluber ke perkampungan dan menyebabkan banjir di Tulungagung.
"Nanti akan ada gerakan cek lokasi mungkin ada penyumbatan-penyumbatan. Kita tetap kolaborasi dengan wilayah termasuk desa,lingkungan, RT/RW kaitannya untuk mengatasi dampak dari bencana ini," kata Humas PG Mojopanggung, A Rahman Bayu, dikutip detikcom, Selasa (1/11/2022). (red.dl)
0 Komentar