Lamongan, tjahayatimoer.net - Puluhan siswa SDN 1 di Desa Pelangwot, Laren, Lamongan terpaksa belajar di musala desa setempat. Pasalnya, sekolah mereka terendam banjir akibat meluapnya air dari Bengawan Solo.
Kepala Sekolah SDN 1 Pelangwot Kaswoto mengatakan air yang merendam sekolah setinggi 40 cm. Luapan ini diketahui terjadi sejak sore kemarin.
"Jadi (banjir) baru kemarin sore. Kemarin pagi saya waktu saya mengajar itu airnya belum ada," kata Kaswoto kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).
"Semalam saya dapat kabar lewat HP katanya sekolah kebanjiran," imbunya.
Akibat banjir ini, lanjut Kaswoto, kegiatan belajar mengajar di SD jadi terganggu. Bahkan sebagian siswa terpaksa tak masuk sekolah karena mengetahui sekolah kebanjiran.
Menurut Kaswoto, banjir yang menggenangi sekolahnya sudah sering terjadi hampir setiap tahun. Ini ketika aliran air Bengawan Solo Meluap. Sedangkan pintu air yang berada tak jauh dari sekolah tak mampu menahannya.
"Pihak sekolah sendiri sudah beberapa kali meminta bantuan untuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi ini tapi sampai sekarang belum juga terealisasi dan banjir ini sering terjadi jika air sungai Bengawan Solo meluap," ungkap Kaswoto.
Kaswoto menyebut, ada sebanyak 4 ruang sekolah yang terendam banjir dan 1 gedung TK yang masih satu lokasi dengan gedung SD. Saat ini, proses belajar mengajar semua siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 dipindahkan ke musala demi keamanan siswa.
Meski gedung sekolah berlantai 2, namun Kaswoto memutuskan untuk tak memakainya. Ini demi antisipasi keamanan semata. Apalagi air yang merendam cukup tinggi.
"Takut saja (kalau di lantai 2). Ini tadi pagi sebenarnya ada kegiatan rapat di Lamongan tapi saya tidak ikut karena khawatir jika terjadi sesuatu pada siswa karena airnya juga dalam," tandas Kaswoto.
"Jadi (banjir) baru kemarin sore. Kemarin pagi saya waktu saya mengajar itu airnya belum ada," kata Kaswoto kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).
"Semalam saya dapat kabar lewat HP katanya sekolah kebanjiran," imbunya.
Akibat banjir ini, lanjut Kaswoto, kegiatan belajar mengajar di SD jadi terganggu. Bahkan sebagian siswa terpaksa tak masuk sekolah karena mengetahui sekolah kebanjiran.
Menurut Kaswoto, banjir yang menggenangi sekolahnya sudah sering terjadi hampir setiap tahun. Ini ketika aliran air Bengawan Solo Meluap. Sedangkan pintu air yang berada tak jauh dari sekolah tak mampu menahannya.
"Pihak sekolah sendiri sudah beberapa kali meminta bantuan untuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi ini tapi sampai sekarang belum juga terealisasi dan banjir ini sering terjadi jika air sungai Bengawan Solo meluap," ungkap Kaswoto.
Kaswoto menyebut, ada sebanyak 4 ruang sekolah yang terendam banjir dan 1 gedung TK yang masih satu lokasi dengan gedung SD. Saat ini, proses belajar mengajar semua siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 dipindahkan ke musala demi keamanan siswa.
Meski gedung sekolah berlantai 2, namun Kaswoto memutuskan untuk tak memakainya. Ini demi antisipasi keamanan semata. Apalagi air yang merendam cukup tinggi.
"Takut saja (kalau di lantai 2). Ini tadi pagi sebenarnya ada kegiatan rapat di Lamongan tapi saya tidak ikut karena khawatir jika terjadi sesuatu pada siswa karena airnya juga dalam," tandas Kaswoto.
0 Komentar