Revitalisasi Industri Gula Targetkan Swasembada untuk Konsumsi 2028


Mojokerto, tjahayatimoer.net - Pemerintah mulai merevitalisasi industri gula nasional. Sejumlah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) pun dimerger dan membuka 700 ribu hektare lahan untuk tebu. Revitalisasi ditargetkan membawa Indonesia mencapai swasembada gula konsumsi tahun 2028.

Kick Off Revitalisasi Industri Gula Nasional untuk Ketahanan Pangan dan Energi digelar di perkebunan tebu Dusun Temugiring, Desa Batankrajan, Gedeg, Kabupaten Mojokerto.

Sedianya peresmian dimulainya revitalisasi industri gula itu dihadiri Presiden Joko Widodo. Namun, kehadiran Presiden diwakili Menteri BUMN Erick Thohir.

Hadir pula Wakil Menteri BUMN, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh, Anggota VII BPK RI Hendra Susanto, Dirut PTPN 3, Komisaris Utama PTPN, Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati, serta Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.

Dimulainya revitalisasi industri gula nasional ditandai dengan pemutaran gilingan tebu oleh Erick. Ia didampingi Menteri ESDM, Kepala BPKP, Anggota VII BPK RI, Dirut PTPN 3, Komisaris Utama PTPN, Dirut PT Pertamina, serta Bupati Mojokerto.

Selanjutnya mereka menyaksikan penggunaan mesin untuk tanam dan panen tebu di lokasi yang sama. Menteri BUMN juga sempat berdialog dengan perwakilan petani binaan Pabrik Gula (PG) Gempolkrep. Erick menjawab berbagai keluhan dari para petani tebu.

Erick Thohir mengatakan pihaknya telah melakukan transformasi PTPN untuk mendukung revitalisasi industri gula nasional. Yakni dengan menggabungkan 7 PTPN dan anak PTPN, serta 2 cucu PTPN menjadi satu perusahaan gula nasional. Lahan yang digarap untuk ditanami tebu diperluas jadi 700 ribu hektare mulai tahun ini.

"Hari ini kita meresmikan revitalisasi industri gula. Kita harapkan gula kita bisa memenuhi kebutuhan gula nasional untuk jangka menengah dan panjang," kata Erick di lokasi, Senin (10/10/2022).

Revitalisasi industri gula nasional, kata Erick salah satu upaya pemerintah menghadapi ancaman resesi akibat krisis pangan, energi, dan keuangan dunia tahun 2023. Karena program ini ditargetkan membuat Indonesia mencapai swasembada gula untuk konsumsi pada 2028. Sehingga tidak lagi tergantung impor.

Menurutnya produksi gula nasional ditargetkan naik secara bertahap dari saat ini 2,35 juta ton per tahun menjadi 4,73 juta ton sampai 5,7 juta ton per tahun. Sedangkan swasembada gula untuk kebutuhan industri ditargetkan tercapai tahun 2030.

"Tidak mungkin dengan lahan 700 ribu hektare jadi dalam satu tahun. Kami mulai 2022, butuh waktu 6-8 tahun," jelasnya.

Sesuai perintah Presiden Jokowi, kata Erick revitalisasi industri gula nasional harus mampu mendongkrak pendapatan para petani tebu di tanah air. Yakni secara bertahap dari saat ini rata-rata Rp 13,1 juta per hektare kebun tebu, menjadi Rp 32,1 juta per hektare.

"Meningkatnya karena tiga hal. Bibitnya yang kami kerja samakan ini bibitnya bagus dengan Brazil, kami belajar. Sistem tanamnya ada tumpang sari tebu dengan kedelai, ketiga dibeli oleh pemerintah 100 persen," pungkasnya.

Posting Komentar

0 Komentar