Polda Jawa Timur, DPRD Kota Surabaya dan GAPOKNAN (Gabungan Kelompok Nelayan) Surabaya Kompak Menjaga Situasi Kondusif Menjelang Digelarnya KTT G-20 di Bali




Surabaya, tjahayatimoer.net - Penyesuaian harga BBM yang ditetapkan pemerintah mulai tanggal 3 September 2022 sangat memberikan dampak kepada masyarakat, khususnya kehidupan para Nelayan pesisir Surabaya. 


Melalui forum diskusi dan pemberian bantuan dari Polda Jatim, Nelayan yang tergabung dalam Organisasi Gapoknan (Gabungan Kelompok Nelayan) Surabaya dan KUB (Kelompok Usaha Bersama) Nelayan Se Surabaya menyampaikan dampak penyesuaian BBM yang dialaminya didepan Anggota DPRD Kota Surabaya komisi C Sdr. Abdul Ghoni  & Perwakilan Polda Jatim diantaranya "Susahnya Nelayan Surabaya dalam mendapatkan BBM baik subsidi / nonsubsidi karena adanya larangan nelayan membeli BBM di SPBU menggunakan drum / jerigen".


Mendengar keluhan para nelayan tersebut Sdr. Abdul Ghoni langsung menghubungi Kasi Perikanan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya "Bu Maria" via telf agar segera dicarikan solusi atas permasalahan tersebut. 



Sdr. Abdul Ghoni selaku anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya dan pembina para Nelayan Surabaya juga menekankan kepada Gapoknan (Gabungan Kelompok Nelayan) agar menyusun data perhitungan riil jumlah nelayan & BBM yang dibutuhkan sebagai bahan pengajuan permohonan rekomendasi kepada Pemkot Surabaya dan Pertamina. Bahkan apabila ada bantuan Pemerintah untuk nelayan dan semacamnya baik BLT dan program kesehatan bisa tepat sasaran.


Pada kesempatan tersebut, Polda Jatim yang diwakili oleh Kompol H. Kariono S.H juga berpesan kepada nelayan agar menyelesaikan setiap permasalahan dengan diskusi dan tetap menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif masyarakat pesisir Surabaya sehingga agenda Pemerintah menjadi tuan rumah kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Bali bisa berjalan dengan lancar dan mendapat apresiasi oleh internasional.


Akhirnya, pada forum diskusi dan pemberian bantuan dari Polda Jatim tersebut dinilai dapat menjadi solusi atas gejolak yang dialami para nelayan & telah sepakat untuk menjaga situasi pesisir Kota Surabaya yang kondusif demi lancarnya kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Bali. (hum.en)

Posting Komentar

0 Komentar