Polda Jatim Ungkap Kematian Korban Tragedi Kanjuruhan Karena Asfiksia


Malang, tjahayatimoer.net - Bid Dokkes Polda Jatim menyebut penyebab kematian 132 korban Tragedi Kanjuruhan karena mengalami asfiksia. Ini didasarkan pada pemeriksaan luar oleh dokter forensik dari rumah sakit pemerintah dan RS Bhayangkara.

Asfiksia terjadi saat kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Penyebabnya mulai dari tersedak, paparan zat kimia atau asap hingga mengidap penyakit tertentu. Kondisi ini bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian.

"Sebagian besar memang muncul tanda-tanda asfiksia. Namun, sebagian besar tidak ada trauma, mungkin detailnya bisa ditanyakan ke rumah sakit masing-masing untuk kepastian," kata Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes dr Erwin Zainul Hakim di kantor Dinkes Pemkab Malang Jalan Panji, Kepanjen, Kamis (13/10/2022).

"Tapi yang nonfaskes, data informasinya kami tidak ada. Hanya catatan dari pihak rumah sakit saat dibawa pihak keluarga," imbuh Erwin.

Senada dengan Erwinn, Kepala Dinkes sekaligus Kepala Posko Crisis Center Dinas Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo juga menyebut penyebab kematian korban adalah asfiksia. Hal ini yang kemudian menyebabkan korban meninggal mengalami kekurangan oksigen yang dipicu dari lontaran gas air mata.

"Banyak dari korban mengalami asfiksia, kekurangan kadar oksigen karena gas air mata itu bisa mengurangi asupan oksigen di paru paru," ujar drg Wiyoto.

Sedangkan untuk update korban, drg Wiyoto menyebut total korban Tragedi Kanjuruhan mencapai 754 orang. Data ini tercatat per Kamis (13/10/2022), pukul 16.00 WIB.

Dari 754 orang itu, rinciannya yakni sebanyak 132 orang meninggal. Lalu luka ringan sebanyak 596 orang dan luka berat sebanyak 26 orang.

"Sampai sore ini bersama Dokkes Polda Jatim, kami merilis data valid dan fix jumlah korban Tragedi Kanjuruhan. Jumlah total korban sebanyak 754 orang," tandas drg Wiyanto.



Posting Komentar

0 Komentar