Banyuwangi, tjahayatimoer.net - Setelah vakum selama 2 tahun, Pemkab Banyuwangi kembali menggelar Tari Kolosal Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom, Desa Kampung Mandar, Banyuwangi Sabtu (29/10). Agenda ini melibatkan 1.284 penari
Festival Gandrung Sewu dihadiri oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas. Momen ini seperti mengulang kembali kenangan lama Azwar Anas saat menjabat sebagai Bupati Banyuwangi periode 2010-2021.
Anas pun didaulat memberikan penghargaan khusus kepada dua sosok di balik penyelenggaraan Gandrung Sewu yang pertama kali dihelat pada 2012 itu. Yakni mendiang Budianto dan Sumitro Hadi. Mereka adalah inisiator dan koreografer pertama pertunjukan tersebut.
"Beliau berjasa membuat event ini. Beliau pula yang membantu saya mengenalkan Banyuwangi ke kancah Nasional dan Internasional. Ide pikiran dan gagasan mereka menciptakan event kolosal yang spektakuler," kata Anas.
Anas mengaku takjub dengan antusias masyarakat Banyuwangi terhadap Gandrung Sewu. Sebabnya, dulu diakui butuh mobilisasi massa untuk ajang Gandrung Sewu. Tapi sekarang, panitia kebingungan memilih penari karena animo masyarakat yang sangat tinggi ikut serta dalam ajang ini.
"Dahulu membutuhkan mobilisasi massa, tapi sekarang dari laporan Pemkab Banyuwangi panitia menyeleksi 3.000 penari untuk tampil di ajang ini," tegasnya.
Azwar Anas mengaku bangga dengan event ini. Karena Gandrung Sewu menjadi kekuatan perekat dan mendorong peningkatan perekonomian tingkat lokal maupun nasional.
"Gandrung Sewu menjadi strategi yang ampuh untuk mempertahankan kebudayaan lokal dan nasional menghadapi gempuran budaya luar," ujar Azwar Anas.
Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Raden Kurleni Ukar juga turut hadir mewakili Menteri Parekraf dalam agenda tersebut. Dia mengatakan bahwa Gandrung Sewu kembali masuk dalam Karisma Event Nusantara 2022 yang diagendakan untuk meningkatkan penyelenggaraan even di daerah.
"Gandrung Sewu sebagai ikon budaya Kabupaten Banyuwangi diharapkan dapat memperkenalkan keragaman budaya kita menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia hingga memperkuat branding pariwisata wonderful Indonesia," tuturnya.
Anas pun didaulat memberikan penghargaan khusus kepada dua sosok di balik penyelenggaraan Gandrung Sewu yang pertama kali dihelat pada 2012 itu. Yakni mendiang Budianto dan Sumitro Hadi. Mereka adalah inisiator dan koreografer pertama pertunjukan tersebut.
"Beliau berjasa membuat event ini. Beliau pula yang membantu saya mengenalkan Banyuwangi ke kancah Nasional dan Internasional. Ide pikiran dan gagasan mereka menciptakan event kolosal yang spektakuler," kata Anas.
Anas mengaku takjub dengan antusias masyarakat Banyuwangi terhadap Gandrung Sewu. Sebabnya, dulu diakui butuh mobilisasi massa untuk ajang Gandrung Sewu. Tapi sekarang, panitia kebingungan memilih penari karena animo masyarakat yang sangat tinggi ikut serta dalam ajang ini.
"Dahulu membutuhkan mobilisasi massa, tapi sekarang dari laporan Pemkab Banyuwangi panitia menyeleksi 3.000 penari untuk tampil di ajang ini," tegasnya.
Azwar Anas mengaku bangga dengan event ini. Karena Gandrung Sewu menjadi kekuatan perekat dan mendorong peningkatan perekonomian tingkat lokal maupun nasional.
"Gandrung Sewu menjadi strategi yang ampuh untuk mempertahankan kebudayaan lokal dan nasional menghadapi gempuran budaya luar," ujar Azwar Anas.
Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Raden Kurleni Ukar juga turut hadir mewakili Menteri Parekraf dalam agenda tersebut. Dia mengatakan bahwa Gandrung Sewu kembali masuk dalam Karisma Event Nusantara 2022 yang diagendakan untuk meningkatkan penyelenggaraan even di daerah.
"Gandrung Sewu sebagai ikon budaya Kabupaten Banyuwangi diharapkan dapat memperkenalkan keragaman budaya kita menjadi ajang promosi pariwisata Indonesia hingga memperkuat branding pariwisata wonderful Indonesia," tuturnya.
0 Komentar