Pacitan, tjahayatimoer.net - Banjir kembali melanda wilayah Pacitan Kota. Banjir terjadi menyusul hujan deras yang mengguyur selama 4 jam lebih. Hingga Rabu (12/10/2022) malam pukul 20.30 WIB genangan masih terlihat di sejumlah titik permukiman.
Salah satu kawasan yang cukup serius terendam air adalah Lingkungan Bleber, Kelurahan Sidoharjo. Genangan terjadi akibat tanggul yang berada tak jauh dari permukiman tersebut jebol. Ketinggian muka air mencapai 75 cm.
"Sekitar 350 jiwa terdampak," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko saat hendak mendampingi Bupati Indrata Nur Bayuaji meninjau lokasi banjir.
Banyaknya jumlah warga yang terisolasi menjadi perhatian khusus pemerintah daerah. Terutama terkait ketersediaan logistik dasar bagi mereka. Untuk mengatasinya pasokan makanan dialirkan kepada warga yang terjebak banjir.
"Kami memberlakukan skala prioritas. Tentu saja tanpa bermaksud menafikan wilayah lain yang juga terdampak. Sementara akami fokus di Bleber dulu," katanya.
Selain di Bleber, kawasan lain yang terendam banjir adalah Lingkungan Ngampel, Kelurahan Ploso. Puluhan Kepala Keluarga (KK) tak bisa ke mana-mana karena lingkungan sekitar rumahnya dipenuhi air.
Sebagian warga yang rumahnya kemasukan air mengungsi ke tetangga yang punya bangunan bertingkat. Ada pula yang menjadikan masjid sebagai tempat pengungsian sementara. Sedangkan jembatan di pintu masuk permukiman beralih fungsi menjadi area parkir mobil.
Warga tampak bahu membahu memindahkan barang-barang ke tempat aman. Genangan berwarna putih kecoklatan juga menjadi tontonan warga. Bahkan tak sedikit anak-anak yang justru menjadikan banjir sebagai wahana bermain.
"Di sini hampir semua warga RT terkena dampak. Sebagian besar (genangan) memang di jalan. Tapi ada beberapa rumah juga yang kemasukan (air)," terang Ketua RT 02 Lingkungan Ngampel Didik Purwoko.
"Sekitar 350 jiwa terdampak," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko saat hendak mendampingi Bupati Indrata Nur Bayuaji meninjau lokasi banjir.
Banyaknya jumlah warga yang terisolasi menjadi perhatian khusus pemerintah daerah. Terutama terkait ketersediaan logistik dasar bagi mereka. Untuk mengatasinya pasokan makanan dialirkan kepada warga yang terjebak banjir.
"Kami memberlakukan skala prioritas. Tentu saja tanpa bermaksud menafikan wilayah lain yang juga terdampak. Sementara akami fokus di Bleber dulu," katanya.
Selain di Bleber, kawasan lain yang terendam banjir adalah Lingkungan Ngampel, Kelurahan Ploso. Puluhan Kepala Keluarga (KK) tak bisa ke mana-mana karena lingkungan sekitar rumahnya dipenuhi air.
Sebagian warga yang rumahnya kemasukan air mengungsi ke tetangga yang punya bangunan bertingkat. Ada pula yang menjadikan masjid sebagai tempat pengungsian sementara. Sedangkan jembatan di pintu masuk permukiman beralih fungsi menjadi area parkir mobil.
Warga tampak bahu membahu memindahkan barang-barang ke tempat aman. Genangan berwarna putih kecoklatan juga menjadi tontonan warga. Bahkan tak sedikit anak-anak yang justru menjadikan banjir sebagai wahana bermain.
"Di sini hampir semua warga RT terkena dampak. Sebagian besar (genangan) memang di jalan. Tapi ada beberapa rumah juga yang kemasukan (air)," terang Ketua RT 02 Lingkungan Ngampel Didik Purwoko.
0 Komentar