Jawa Timur Siaga Bencana Hidrometeorologi, Pemprov Siapkan Upaya Mitigasi


Surabaya, tjahayatmoer.net - BMKG Juanda memperkirakan selama sepekan ke depan akan ada potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur. Selain itu, BPBD Jatim juga telah menetapkan wilayahnya siaga bencana hidrometeorologi. Sejumlah langkah mitigasi pun dilakukan.

"BPBD Jatim siaga darurat bencana hidrometeorologi. Mulai cuaca ekstrem seperti intensitas hujan yang lama, banjir bandang, dan tanah longsor," kata Kalaksa BPBD Jatim Budi Santosa didampingi Kabid RR (Rehabilitasi-Rekonstruksi) Satriyo Nurseno, Selasa (18/10/2022).

Budi menjelaskan, Pemprov Jatim melalui BPBD telah mengirim surat ke bupati/wali kota se-Jatim untuk mengaktifkan Satgas Penanggulangan Bencana mengantisipasi bencana hidrometeorologi sejak pekan lalu.

BPBD Jatim, lanjut Budi, juga mengimbau kabupaten/kota memotong ranting-ranting pohon yang berisiko tumbang saat hujan angin, termasuk juga baliho semi permanen.

Lalu, untuk menghindari banjir bandang, BPBD Jatim juga mengimbau pembersihan ranting-ranting hingga batang pohon di lereng gunung serta pembersihan saluran irigasi.

"Perlu juga penguatan drainase dan pengecekan seluruh sarana prasarana dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi," jelasnya.

Budi juga meminta BPBD kabupaten/kota memantau sampah-sampah di hulu dan hilir sungai. Tak lupa, perlunya rambu-rambu jalur evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana.

"Jangan lupa dirikan posko 24 jam untuk memantau informasi cuaca dan risiko bencana di daerah. Kalau di BPBD Jatim ada Pusdalops," terangnya.

Tak hanya itu, BPBD Jatim juga telah memetakan daerah aliran sungai (DAS) besar yang berpotensi meluap dan menjadi penyebab banjir. Ada 7 DAS yang diwaspadai Pemprov Jatim.

Ke-7 DAS itu yakni Sungai Bengawan Solo yang terdiri dari 4 DAS (Daerah aliran sungai) Kali Girindalu, Kali Lamong, Kali Lorog. Kemudian, di Sungai Welang Rejoso, Sungai Brantas, Sungai Madura, Sungai Pekalen Sampean, Sungai Bondoyudo Bedadung, dan Sungai Baru Bajulmati. Kesemuanya telah dipasang early warning system (EWS).

Selain itu, BPBD Jatim juga akan mengirim bantuan logistik ke kabupaten/kota untuk mengantisipasi dan mengatasi bencana. "Kita sudah mengirim sejumlah logistik baik itu peralatan, termasuk EWS di sungai-sungai tersebut. Tolong dijaga," ungkapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa telah mengimbau warga agar melakukan kerja bakti membersihkan selokan. Tujuannya agar aliran air hujan bisa mengalir dengan lancar.

Khofifah juga meminta agar Pemkab mengecek pintu air. Sebab, ada contoh banjir di Trenggalek beberapa pekan lalu yang disebabkan keterlambatan membuka pintu air.

"Soal pintu air harus dicek betul, apa yang terjadi di Trenggalek, ada keterlambatan membuka pintu air ke waduk. Saya minta tolong petugas bawa HT (handy talky)," ujarnya.

"Petugas harus bisa mengakses informasi secepat mungkin, kalau ada endapan sedimentasi, saya sering menyampaikan daerah melakukan pengerukan, kalau sungai milik kabupaten, kota ya Pemkab," sambungnya.(red.dn)

Posting Komentar

0 Komentar