Surabaya, tjahayatimoer.net - Provinsi Jawa Timur kali ini patut berbangga, lantaran menjadi tuan rumah 54th EAROPH Executive Comittee (EXCO), yang di selenggarakan di Shangrila Hotel Surabaya, Rabu (5/10/2022).
Kegiatan ini merupakan acara pembuka, yang kemudian akan dilanjutkan dengan agenda konferensi antar negara 2 tahunan yakni The 28 th EAROPH World Congress 2022 yang juga diselenggarakan di Shangrila Hotel Surabaya 5 hingga 7 Oktober 2022.
Dimana tahun ini pembahasan yang dilakukan mengambil tema 'Masa Depan Permukiman : Mempercepat Pemulihan dan Mengantar ke Era Baru Urbanisasi Berkelanjutan Pasca-Covid 19'.
Sebagai informasi, tema utama Kongres yang diambil adalah dampak perubahan populasi terkait dengan pengelolaan iklim dan isu-isu terkait yang sedang diperdebatkan di tingkat internasional termasuk perencanaan infrastruktur, ketahanan air, energi terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan.
Konferensi ini juga bertujuan untuk menyatukan tema-tema ini untuk memperdebatkan dampaknya terhadap lingkar Asia Pasifik.
EAROPH turut bermitra dengan United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pasific. Dimana organisasi ini menaungi para kepala daerah dan asosiasi pemerintah daerah di wilayah Asia Pasifik, dan akan menyelenggarakan ASEAN Mayor’s Forum (AMF) roundtable discussion sebagai bagian dan rangkaian kegiatan EAROPH World Congress yang menghadirkan para kepala daerah dari negara-negara ASEAN di Asia Tenggara.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Timur sekaligus Deputy President EAROPH Emil Elestianto Dardak mengatakan, diadakannya EAROPH di Jawa Timur merupakan suatu kehormatan bagi pemerintah provinsi.
"Ini akan menjadi awal yang bagus dan besok akan ada roundtable walikota-walikota ASEAN yang merupakan forum resmi ASEAN juga dan akan diadakan di tempat ini," ujar Emil.
"Mudah-mudahan ini akan menempatkan Jawa Timur juga memiliki tatanan global. Jadi negara lain tidak hanya melihat Indonesia hanya terpusat di Jakarta," imbuhnya.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, sebagai provinsi yang sangat padat penduduk dan juga ekonominya sangat dinamis, tentunya Jawa Timur memiliki banyak pakar maupun praktisi dari universitas unggulan.
"Tentunya kita harus ambil peran yang di dalam platform baik platform regional internasional mengenai konsep-konsep pembangunan yang telah kita terapkan dan sedang kita terapkan di Jawa Timur," jelas Emil.
Mengenai kontribusi Jawa Timur terkait isu strategis yang akan dibahas, mantan Bupati Trenggalek tersebut mengatakan akan memaparkan konsep poros pertumbuhan yang lakan dikembangkan.
Apalagi, lanjut Emil, hal ini diwadahi kedalam Perpres No. 80 Tahun 2019 terkait percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gresik - Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan, Kawasan Bromo - Tengger - Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.
"Tentunya juga perlu mewarnai bahwa Indonesia punya kontribusi pemikiran kontribusi teoritis maupun juga tatanan praktis dalam bidang pemukiman wilayah," kata Emil.
Selain itu dengan dijadikannya Jawa Timur sebagai tuan rumah, menurut Emil hal ini juga menjadi penting untuk menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki banyak praktisi dan juga lembaga termasuk bahkan pelaku usaha dan akademisi, yang memiliki kapasitas global dalam bidang ilmu multidisiplin.
"Bukan hanya perencanaan atau planologi, bukan hanya arsitek dan bukan hanya keinsinyuran. Ini semua imelibatkan banyak hal jadi pendekatan yang digunakan di organisasi EAROPH ini adalah multisektor," kata Emil.
Nantinya, kongres ini terdiri dari subtema yang akan dibahas antara lain Kota Masa Depan dan Program Perencanaan Pasca Covid-19, Integrasi Mitigasi Risiko Bencana dalam Perencanaan Wilayah dan Kota, Inisiatif Percepatan Pemulihan Ekonomi Pasca Covid-19 : Perspektif Permukiman Manusia dan Aspek Keberlanjutan dalam Urbanisasi dan Pemukiman (hum.red)
0 Komentar