Trenggalek, tjahayatimoer.net - Gubernur Jawa Timur, Hj. Khofifah Indar Parawansa meninjau bencana tanah longsor dan tanah gerak yang mengancam warga satu lingkungan di Dusun Pule, Desa Sumurup Kecamatan Bendungan, Minggu (23/10/2022).
Didampingi Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dan sejumlah pejabat terkait, gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga terdampak. Ada 4 rumah yang tertimbun longsor sehingga rata dengan tanah, termasuk sejumlah hewan ternak (sapi dan kambing) yang ikut terkubur hidup-hidup oleh material longsor.
Tercatat ada 37 rumah 51 KK yang terdampak bencana ini. Sesuai mitigasi, meskipun 4 rumah yang tertimbun longsor rumah yang lainnya tidak aman lagi untuk ditinggali. Ada banyak retakan-retakan tanah diatas bukit sehingga sewaktu waktu bisa mengancam mereka.
"Alhamdulillah hari ini ibu gubernur langsung meninjau korban tanah longsor dan potensi tanah gerak yang ada di Dusun Pule, Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Sesuai pantauan ibu gubernur, dan selaras dengan pantauan kita tidak aman dalam waktu panjang untuk ditempati," terang kepala daerah yang akrab disapa Gus Ipin itu.
Meskipun baru ada korban langsung 4 rumah, sambungnya "juga teridentifikasi 37 rumah atay 51 KK yang harus kita pastikan keselamatannya di masa mendatang. Opsi yang akan kita ambil melakukan relokasi.
Meskipun direlokasi, tentunya kita harus pastikan tidak tercabut dari akar silaturahmi mereka. Kita memilih tempat relokasi yang tidak jauh dari lokasi saat ini namun kita pastikan aman. Dimungkinkan ada tanah milik Provinsi Jawa Timur yang alhamdulillah Ibu gubernur mau meninjau hari ini dan semoga lahan tersebut menjadi lahan relokasi kita.
Sedangkan untuk mitigasi awal, saat ini pemerintah provinsi dengan alat beratnya turun. Begitu juga dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk membuatkan sabuk air bersama pemerintah kabupaten guna meminimalisir limpasan air masuk ke celah-celah retakan agar tidak terjadi longsor susulan.
Gubernur Jatim, dalam kunjungannya meninjau bencana tanah longsor dan tanah gerak di Dusun Pule Kecamatan Bendungan, menyampaikan
"Mulai Bulan Oktober hingga Januari 2023 kemungkinan cuaca ekstrem bersamaan dengan hidrometeorologi. Kemungkinan curah hujan sangat tinggi. Prediksi BMKG demikian dan mungkin sampai dengan Januari 2023".
Titik-titik hunian masyarakat, imbuh Hj. Khofifah kemungkinan rentan bencana. "Sedangkan untuk yang rentan terancam tanah retak atau longsor memang perlu segera kita carikan solusi yang lebih konkret. Hasil dari komunikasi kami kemarin bahwa masyarakat disini berkenan untuk di relokasi," terangnya.
Sehingga saya sampaikan kepada bapak bupati untuk bisa kita lihat langsung. Ada lahan dari perkebunan di dekat sini yang kemungkinan bisa kita gunakan tempat relokasi permanen dan bisa memberikan keamanan serta hunian yang aman bagi masyarakat.
Nanti akan kita lihat, dan bila keamanannya cukup maka secara bersama-sama bisa segera kita bangunkan hunian yang aman sehingga mereka merasa lebih terlindungi.
"Tentunya tidak lama bila pemprov dan pemkab sudah sama, bisa langsung. Kecuali bila bersama dengan lembaga di luar pemkab harus dengan perda," tandasnya (red.yns)
0 Komentar