Malang, tjahayatimoer.net - Korban luka tragedi Kanjuruhan rerata terkena gas air mata kedaluwarsa. Gas air mata kedaluwarsa itu disemprotkan ke tengah massa. Akibatnya, aremania yang saat itu terkena imbasnya sesak nafas, wajah terasa terbakar, mata perih hingga mengalami pendarahan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang menyebut mata memerah yang dialami korban akibat pendarahan di bagian dalam. Rasa sakit itu diakibatkan zat kimia masuk mata hingga."Bagian kelopak memerah itu, karena ada pendarahan di bagian dalam. Dampak dari gas air mata," kata Kadinkes Kabupaten Malang drg Wiyanto Wijoyo kepada wartawan di kantornya Jalan Panji, Kepanjen, Rabu (12/10/2022).
"Kalau gas air matanya (Disemprot) di ruang terbuka mungkin masih kurang berpengaruh. Kalau di dalam dan banyak orang, maka akan bisa memperparah (Kondisi organ tubuh)," sambungnya.
Menurut Wiyanto, kelopak mata berubah menjadi merah disebabkan karena iritasi dan pendarahan. Sehingga warna putih di bagian mata menjadi merah. Kendati demikian, dinkes memastikan sakit tersebut dapat pulih jika dilakukan pengobatan secara rutin.
"Iritasi mata memang belum sampai mengakibatkan kebutaan, tapi yang kelopak yang putih itu jadi merah karena terjadi pendarahan di dalam dan itu lama-lama bisa sembuh," tuturnya.
Wiyanto mengaku, para korban tragedi Kanjuruhan yang mengalami iritasi mata sudah banyak dibawa ke RSUD Lawang dan RSUD Kanjuruhan untuk mendapat penanganan. Karena dengan sakit iritasi itu, pasien direkomendasikan untuk menjalani rawat jalan.
"Kan sudah banyak yang di kirim ke RSUD Lawang dan RSUD Kanjuruhan diobati secara gratis. Akan diberikan obat tetes mata dan disuruh kontrol kembali. Kalau seandainya belum sembuh diberi obat dan memang berangsur-angsur bisa sembuh. Masih bisa pulih proses tidak mesti, tergantung banyak tidaknya iritasi. Memang penanganan pasien rawat jalan," jelasnya.
0 Komentar