Jember, tjahayatimoer.net – Kapasitas di tempat penampungan akhir (TPA) sampah di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur sangat terbatas. Tumpukan sampah sudah terlalu tinggi di sana.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jember sudah menyampaikan problem yang dihadapi dalam penanganan sampah ke DPRD Jember. TPA Pakusari memiliki luas 6,8 hektare dengan tumpukan sampah mencapai 15 meter. “Jadi sudah bisa dibilang overload,” kata Kepala DLH Jember Sugiarto, ditulis Kamis (1/9/2022).
Hal ini memunculkan potensi kerawanan. “Kalau musim kemarau, berpotensi terbakar. Kalau musim hujan, berpotensi longsor,” kata Sugiarto.
Sebagai solusi, DLH menyiapkan pengurukan dengan pasir dan batu (sirtu). “Kami uruk sampah dengan sirtu untuk menutupnya. Dengan begitu, tidak ada sampah lagi yang berada di permukaan dan tidak terjadi lagi kebakaran,” kata Sugiarto.
Penutupan dengan tanah uruk dilakukan untuk tumpukan sampah jika sudah mencapai ketinggian satu meter. “Sehingga nanti terbentuk lapisan-lapisan,” kata Sigiarto.
Menurut Sugiarto, sangat sulit untuk melakukan pengadaan TPA baru sampah dan berpindah lokasi. “Kenapa, karena harus ada izin lingkungan (dari masyarakat sekitar). Rata-rata masyarakat tak bersedia, jika lokasi sekitar tempat tinggalnya dijadikan TPA,” katanya.
Sugiarto mengingatkan, jika semua limbah sampah ditangani DLH, kapasitas TPA tak akan mencukupi. “Karena jumlah masyarakat bertambah, dan jumlah produksi sampah meningkat. Yang bisa kita lakukan adalah bagaimana kita mengendalikan sampah dari hulunya. Bagaimana sampah-sampah itu bisa tertangani di daerah masing-masing, sehingga yang masuk ke TPA adalah residunya saja,” katanya.
Saat ini Pemkab Jember memiliki TPA di Kecamatan Kencong, Ambulu, Tanggul, Balung, dan Pakusari. Selain Pakusari, kapasitas empat TPA yang dikelola DLH Jember kecil. Rata-rata juga mengalami kelebihan muatan. “TPA Pakusari melayani sampah di wilayah kota dan Jember utara,” kata Sugiarto. (red.hr)
0 Komentar