Malang, tjahayatimoer.net – Gabriela Putri Lake warga Lowokwaru, Kota Malang melapor ke Polresta Malang Kota karena anaknya menjadi korban perundungan atau bullying.
Terduga pelaku berjumlah 4 anak sama-sama berusia di bawah umur. Mereka semua merupakan teman main bareng alias mabar game online.
Gabriela menceritakan kronologis perundungan yang dialami oleh anaknya. Bermula pada pertengahan Juli 2022 lalu. Saat itu anaknya bercerita menjadi korban bully tetapi karena kronologisnya tidak jelas dia awalnya menganggap wajar dan tidak curiga sebelumnya.
“24 Agustus kemarin saya dapat video bullying itu dari orang lain. Anak saya dibentaki, dipukuli, dan ditelanjangi sampai pakai celana dalam saja, direkam juga. Kami langsung lapor ke Polsek Lowokwaru dan disarankan ke Unit PPA Polresta Malang Kota kami bikin laporan dan di suruh visum,” ujar Gabriela, Kamis, (1/9/2022).
Gabriela mengungkapkan perundungan ini terjadi sebanyak dua kali, yang pertama dilakukan di kawasan Taman Krida Budaya Jawa Timur. Anaknya bahkan sampai mengalami trauma dan enggan bersekolah selama 2 hari. Keluarga pun khawatir dengan kondisi yang dialami korban.
“Bullying ini 2 kali tapi yang pertama saya tidak tahu videonya. Yang merekam 4 orang mereka semua teman, teman main. Sempat tidak mau sekolah 2 hari, kini sudah sekolah lagi karena mungkin fisiknya tidak apa-apa tapi psikisnya jadi korban bully itu,” kata Gabriela.
Dia berharap polisi segera melakukan penyelidikan atas laporan yang dia buat kepada Polresta Malang Kota pada 25 Agustus kemarin. Sebab, sampai saat ini belum ada tindakan dari Polisi dalam penanganan kasus ini.
“Tanggal 25 (Agustus) saya sudah buat laporan sampai sekarang belum ada tindakan. Setelah laporan belum ada informasi apa-apa. Sudah 1 minggu. Kami ingin ada efek jera supaya tidak ada kejadian seperti ini lagi. Di kasih shock terapy makanya lapor polisi supaya anak-anak itu takut jangan bully lagi video sampai telanjang begitu,” ujar Gabriela.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Malang Kota AKP Bayu Febrianto Prayoga mengatakan, bahwa laporan itu sudah mereka terima dan sedang mereka selidiki. Mereka juga sudah memberikan trauma healing pada korban. Polisi dalam kasus ini ebih berhati-hati karena menimpa anak-anak di bawah umur.
“Sudah kita tangani dan akan kita panggil beberapa saksi. Anak ini trauma kami terapi, berikan trauma healing di sini untuk penanganan awal korban. Kita perlu berhati-hati, kita juga akan melihat psikologis korban,” tandas Bayu. (red.hr)
0 Komentar