Konflik Buntut Truk Tembakau Dibakar di Pamekasan, Ketua APSI Jatim Minta Aparat Hukum yang Cegah Kasusnya


Pamekasan, tjahayatimoer.net – Ketua Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia (APSI) Jawa Timur, Sulaisi Abdurrazak meminta aparat hukum mencegah terjadinya konflik lanjutan usai insiden pembakaran truk pengangkut tembakau luar Madura di Pamekasan, Kamis (15/9/2022) lalu.


Pencegahan konflik tersebut bisa dilakukan dengan menindak tegas semua pihak yang terlibat kasus pembakaran truk bermuatan tembakau di Lapangan Bulay, Kecamatan Galis, Pamekasan. 


“Sebagai langkah antisipatif sekaligus menghindari konflik lanjutan dari persoalan ini, kuncinya ada penegak hukum. Semua pihak yang terlibat dalam aksi brutal harus diusut dan diproses hukum,” kata Sulaisi Abdurrazak, Senin (19/9/2022).


Maraknya ancaman balas dendam oleh warga luar Madura, melalui jejaring media sosial (medsos) harus segera diantisipasi. “Dari itu, aparat penegak hukum harus menangkap semua pihak yang terlibat, termasuk aktor intelektual yang mengeluarkan massa melakukan pembakaran,” ungkapnya. 


“Jika pelaku anarkis itu tidak diusut tuntas, kami khawatir akan terjadi konflik lanjutan, yakni aksi balas dendam seperti yang sudah mulai viral di platform media sosial,” sambung Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura.


Kasus pembakaran truk bermuatan tembakau sebenarnya bukan kasus antar suku, tetapi justru berkembang dan mengarah pada konflik antar suku. “Memang benar masuknya tembakau luar Madura ke Pamekasan, melanggar Perda Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penatausahaan Tembakau Madura,” jelasnya.


“Dalam perda dijelaskan bahwa tembakau Jawa dilarang masuk ke Pamekasan saat musim panen tembakau, karena bisa merusak kualitas tembakau Madura. Tetapi bukan berarti menindak pelaku pelanggaran dengan cara yang salah lantas dibenarkan,” imbuhnya.


Dari itu pihaknya meminta aparat penegak hukum, agar segera menindak tegas pelaku pembakaran truk bermuatan tembakau di Pamekasan. “Kami meminta semua pihak proaktif, sekaligus bersama mencegah kemungkinan terjadinya konflik susulan yang kini mulai mengarah antarsuku,” pungkanya. (red.hr)

Posting Komentar

0 Komentar