Jember, tjahayatimoer.net - Aksi demo yang digelar oleh 11 BEM dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang tergabung dalam Aliansi Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) se Jember, yang digelar pada Jumat (9/9/2022) siang usai Salat Jumat hingga petang hari, yang dipusatkan di Bundaran DPRD Jember dan halaman kantor DPRD berjalan tertib.
Aksi yang diikuti oleh ribuan mahasiswa ini dimulai dari double way gerbang Universitas Negeri Jember dilanjutkan dengan long march menuju bundaran gedung DPRD Jember, selama perjalanan menuju gedung DPRD Jember juga mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian Polres Jember.
Sesampai di depan Gedung DPRD Jember, peserta aksi membentangkan berbagai spanduk, poster dan juga selebaran yang berisi penolakan dan kecaman kenaikan harga BBM, peserta aksi menilai kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM terlalu tinggi dan tidak mempertimbangkan daya ekonomi masyarakat.
Selain membentangkan spanduk, poster dan juga selebaran, peserta aksi juga melakukan teatrikal yang menggambarkan subsidi BBM hanya dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas, dan menjadikan masyarakat miskin lebih sengsara.
Tidak hanya teatrikal, secara bergantian, korlap dari masing-masing BEM juga menggelar orasi secara bergantian, dimana dalam orasinya peserta aksi menyatakan, bahwa distribusi BBM bersubsidi yang tidak tepat sasaran.
“Subsidi BBM tidak dinikmati oleh masyasrakat miskin, justru 80 persen penikmat BBM adalah kalangan menengah ke atas, namun meski demikian dengan menaikan harga BBM juga memberatkan masyarakat miskin, pemerintah harus memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat miskin,” ujar peserta aksi dalam orasinya.
Selain itu, menaikkan harga BBM juga berpengaruh pada sektor-sektor lainnya, seperti harga kebutuhan pokok, karena produsen mempertimbangkan biaya produksi dan distribusinya.
Selama aksi berlangsung, tidak ada tindakan anarkhis dari peserta aksi, meski seluruh peserta aksi masuk ke halaman gedung DPRD Jember, dan ditemui sejumlah anggota DPRD di ruang lobi, aksi tetap berjalan damai dan tertib hingga peserta aksi membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB setelah sejumlah anggota DPRD bersama dengan perwakilan mahasiswa membuat nota kesepakatan bersama menolak kenaikan harga BBM. (hum.red)
0 Komentar