Surabaya, tjahayatimoer.net - Pada pelaksanaan asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) hari pertama Senin (19/9) masih ditemukan permasalahan. Hasil pantauan pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya Utara mendapati adanya kendala jaringan yang dihadapi beberapa sekolah.
Kepala SMP Katolik Santo Mikael Anita Sulistyawati mengatakan, ada permasalahan jaringan yang dihadapi pada sesi pertama. Hal tersebut mengakibatkan keterlambatan ujian hingga 20 menit. Tak hanya itu, permasalahan jaringan membuat empat siswa tidak dapat menyelesaikan ujian.
Dia menjelaskan, empat siswa itu sejak dimulainya ujian telah log in ke sistem untuk mengerjakan soal. Namun setelah mengerjakan beberapa soal, tiba-tiba sistem error dan log out. Karena itu, siswa harus log in ke sistem kembali.
”Sudah dicoba log in sebanyak 11 kali masih tetap error,” terang Anita Senin (19/9)
Hingga waktu selesai, empat siswa itu tidak dapat menyelesaikan ujian. Anita mengungkapkan telah melaporkan kejadian tersebut melalui berita acara. ”Untuk dapat mengulang atau tidaknya, kami masih menunggu informasi dari pusat,’’ tambahnya.
Selain itu, untuk mengatasi permasalahan jaringan, pihak sekolah telah melaporkan ke help desk dan langsung ditindaklanjuti oleh kunjungan subrayon. Sesi kedua ujian pun dapat berjalan dengan baik dan tanpa kendala. ”Saat terjadi keterlambatan pada sesi pertama, pengawas juga mencoba menenangkan siswa agar tidak panik,’’ ungkapnya.
Pelaksanaan ANBK gelombang pertama diikuti 20 SMP swasta di Surabaya Utara. Sisanya sebanyak 20 sekolah mengikuti gelombang kedua. Peserta berasal dari kelas VIII. Setiap gelombang ujian dilaksanakan selama dua hari.
Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara Banu Atmoko mengatakan, selain meninjau secara langsung, pengurus MKKS juga memonitor pelaksanaan ujian melalui WA grup. Harapannya, permasalahan dapat segera ditindaklanjuti.
Banu juga menyampaikan, setiap sekolah diimbau untuk selalu mengecek jaringan sebelum ujian dimulai. Sebab, permasalahan jaringan masih menjadi kendala utama saat pelaksanaan ujian. ”Jangan sampai saat pelaksanaan, permasalahan jaringan terulang kembali,’’ terangnya Senin (19/9).
Dia berharap penilaian mutu sekolah tidak hanya dilakukan melalui ANBK. Namun, harus diiringi adanya pemantauan secara langsung oleh pemerintah kepada semua sekolah. Tujuannya, dapat mengetahui kondisi sekolah. ”Itu yang kita harapkan,’’ tambahnya.
Senada, Kepala SMP Kemala Bhayangkari 6 Syahrul juga berharap adanya bantuan dari pemerintah, khususnya buku. Tujuannya, menunjang minat baca siswa di sekolah. (red.hr)
0 Komentar