Surabaya, tjahayatimoer.net - Terus waspada penyakit demam berdarah dengue (DBD). Di Sidoarjo, mulai Januari hingga 19 September 2022, tercatat ada sebanyak 284 kasus DBD. Dua orang di antaranya meninggal dunia. Yakni, di wilayah Puskesmas Jabon dan Kepadangan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sidoarjo dr M Atho’illah menyebutkan, sebanyak 284 kasus DBD itu rersebar di seluruh kecamatan. Kasus terbanyak ada di wilayah Puskesmas Krian dengan jumlah 19 kasus. Adapun paling sedikit di wilayah Puskesmas Tarik dengan dua kasus.
Atho’ menjelaskan, pihaknya akan melakukan fogging saat ada laporan masuk ke puskesmas dengan membawa data hasil laboratorium. Lalu, petuhas puskesmas turun melakukan penyelidikan epidemiologi (PE). ”Untuk membuktikan apakah ada penyebaran DBD di daerah bersangkutan,” katanya mengutip Jawa Pos Radar Sidoarjo (19/9).
Jika terbukti ada penyebaran DBD, lanjut Atho’, maka akan dilaksanakan fogging khusus. Dia menekankan, kunci pencegahan DBD itu melalui puskesmas, kepala desa, dan RT/RW.
Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Aditya Nindyatman mengatakan, petugas kesehatan di tingkat kelurahan/desa bisa kembali aktif menggalakan kembali gerakan 3 M. Yakni, menguras penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang Bekas.
Upaya tersebut serentak dilakukan melalui petugas di tingkat kecamatan, kelurahan, posyandu hingga ke tingkat RT. Bahkan, pihaknya meminta bukan hanya 3M saja. Petugas juga harus rajin memberikan abate di tempat-tempat penampungan air. ”Kalau perlu langsung melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging,” ujarnya.
Aditya berharap, Dinkes mesti segera melakukan upaya-upaya pencegahan. Tidak hanya terfokus dengan penanganan Covid-19 saja, melainkan juga penyakit lain. Termasuk DBD. (red.hr)
0 Komentar