Malang, tjahayatimoer.net – Tim dosen, empat mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, dan dua mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) melangsungkan kegiatan Pengabdian pada Masyarakat (PPM) dengan bantuan pada usaha kopi. Tim dosen yang diketuai Mila Fauziyah, M.T., beranggotakan Supriatna Adhisuwignjo, M.T., M. Rifa’i, M.T., Denda Dewatama, M.T., dan Dwi Puspitasari, M.Kom., itu bermitra dengan Kopi Taim Rumah Harmoni.
Ketua Tim menjelaskan, mereka akan memberikan solusi atas kendala yang dialami mitra. Tim PPM ini memberikan solusi atas kendala yang dihadapi mitra dengan memberikan bantuan berupa alat Teknologi Tepat Guna (TTG). TTG ini dapat membuat produksi kopi taim lebih efisien, menekan HPP dan produktif. TTG ini juga menerapkan proses otomasi sehingga hasil output produknya akan sama dan proses produksinya lebih cepat.
“Tim juga memberikan pelatihan dan pendampingan desain tampilan antar muka media promosi penjualan berbasis website dan desain kemasan,” katanya.
Menurut Mila Fauziyah ada beberapa kendala dari alat produksi di Taim Rumah Harmoni. “Usaha kopi ini memiliki kendala karena belum memiliki alat produksi sendiri. Roasting dan grinding dilakukan di tempat lain dengan jadwal buka tidak menentu dan hasilnya tidak selalu sama sehingga harus selalu ditunggu dan diperiksa saat proses tersebut,” katanya.
Selain itu, kata dia, ongkos untuk proses roasting dan grinding lebih mahal, dan menjadi beban produksi. Usaha kopi taim ini juga memiliki kendala pemasaran yang masih dilakukan secara manual.
Piet Kamarur Akhir, pemilik Kopi Taim Rumah Harmoni menerangkan jika dia telah memulai usaha sejak. Namun, harus mengalami penurunan omset saat terjadi pandemi. “Usaha kami mengalami penurunan omzet mencapai 70 persen di saat pandemi. Saat ini kondisi masih belum normal, namun usaha sudah dibuka kembali dan permintaan terhadap kopi Taim mulai bertambah,” tuturnya.
Namun, kata dia, dengan adanya kegiatan PPM tersebut sangat bermanfaat bagi pengelolaan usahanya. “Kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya berharap kegiatan ini dapat berlanjut,” kata Piet Kamarur.
Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, S.T.,M.T., yang menjadi anggota tim berharap manfaat kegiatan tersebut bisa dirasakan langsung masyarakat dan mahasiswa. “Saya berharap mahasiswa mulai menerapkan pendekatan pembelajaran dalam hal ini adalah problem based atau project based terkait dengan tugas akhir yang langsung berhubungan dengan permasalahan yang ada di masyarakat, sehingga mahasiswa dapat meningkatkan wawasan serta inovasi dalam penyelesaian masalah di lingkungan sekitar,” terang Supriatna. (red.hr)
0 Komentar