Pilang Fashion Week,Warga Unjuk Kreativitas Kenakan Baju Daur Ulang

 



Lamongan, tjahayatimoer.co.id – Berbagai cara unik kerap dilakukan untuk menyemarakkan Kemerdekaan Republik Indonesia.


Salah satunya seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Tejoasri, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan ini.



Tak hanya sekadar menggelar karnaval, masyarakat di Dusun Pilang Desa Tejoasri ini juga menyelenggarakan kegiatan yang dinamai ‘Pilang Fashion Week’. Mereka berunjuk gigi menampilkan berbagai macam kreatifitas.



Bedanya, kalau kebanyakan model di acara fashion show pada umumnya mengenakan baju dan atribut yang glamour, namun para model di Pilang Fashion Week ini justru mengenakan pakaian yang berasal dari bahan bekas atau sampah hasil daur ulang.



“Setelah Dusun Rengin, hari ini karnaval digelar di Dusun Pilang. Tampilan kreatif dan atraktif dengan berbagai tema juga dipertontonkan oleh setiap RT, lembaga, dan seluruh warga. Salah satunya Pilang Fashion Week di penghujung acara ini,” ujar Kepala Desa Tejoasri, Yusuf Bachtiar, Senin (22/8/2022).



Yusuf menambahkan, masyarakat desa tampak antusias mengikuti dan menyemarakkan kegiatan pada momentum kemerdekaan tahun ini. Mulai dari anak-anak hingga dewasa tumplek blek memadati lokasi kegiatan yang disiapkan.



“Alhamdulillah antuasias warga sangat tinggi. Seluruh warga Desa Tejoasri berduyun-duyun datang dan memadati lapangan Pereng, Dusun Pilang, Desa Tejoasri,” imbuhnya.Tak hanya sekadar menggelar karnaval, masyarakat di Dusun Pilang Desa Tejoasri ini juga menyelenggarakan kegiatan yang dinamai ‘Pilang Fashion Week’. Mereka berunjuk gigi menampilkan berbagai macam kreatifitas.



Bedanya, kalau kebanyakan model di acara fashion show pada umumnya mengenakan baju dan atribut yang glamour, namun para model di Pilang Fashion Week ini justru mengenakan pakaian yang berasal dari bahan bekas atau sampah hasil daur ulang.



“Setelah Dusun Rengin, hari ini karnaval digelar di Dusun Pilang. Tampilan kreatif dan atraktif dengan berbagai tema juga dipertontonkan oleh setiap RT, lembaga, dan seluruh warga. Salah satunya Pilang Fashion Week di penghujung acara ini,” ujar Kepala Desa Tejoasri, Yusuf Bachtiar, Senin (22/8/2022).



Yusuf menambahkan, masyarakat desa tampak antusias mengikuti dan menyemarakkan kegiatan pada momentum kemerdekaan tahun ini. Mulai dari anak-anak hingga dewasa tumplek blek memadati lokasi kegiatan yang disiapkan.



“Alhamdulillah antuasias warga sangat tinggi. Seluruh warga Desa Tejoasri berduyun-duyun datang dan memadati lapangan Pereng, Dusun Pilang, Desa Tejoasri,” imbuhnya.



Lebih lanjut, Yusuf mengapresiasi segala bentuk kreatifitas yang disajikan oleh warga desa saat kegiatan ini berlangsung. Bahkan ia menyebut, Pilang Fashion Week tak kalah menarik dengan Citayam Fashion Week yang diselenggarakan di Jakarta.



Berdasarkan pantauan beritajatimcom, para warga yang berdandan bak model profesional dengan mengenakan pakaian hasil kreatifitasnya ini berlenggak lenggok di atas catwalk lapangan desa setempat.



Tak jarang, ada juga beberapa model yang beraksi secara kocak dan disambut dengan gelak tawa para penonton. Para warga seolah melampiaskan kerinduannya terhadap keriuhan kemerdekaan yang sempat dibatasi selama dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.



“Selain renungan, bagi kami, peringatan kemerdekaan juga merupakan suatu kebahagiaan dan kebersamaan. Sehingga para warga di Desa Tejoasri ini ingin menampilkan yang terbaik. Intinya, di sini kami ingin terus berkarya, untuk Indonesia semakin jaya,” bebernya.

Diungkapkan Yusuf, banyak kegiatan yang digelar di Desa Tejoasri pada momen HUT ke-77 RI tahun ini. Sejumlah kegiatan itu digelar bertahap, mulai dari Dusun Pilang, Rengin, hingga Bungkawak. Bahkan, di Desa ini juga bakal digelar Lomba Dayung Perahu Tradisional.



“Pada Sabtu (27/8/2022) besok, di bengawan mati Desa Tejoasri ini juga akan digelar Lomba Dayung Perahu Tradisional, yang rencananya nanti juga bakal didatangi oleh Bupati Lamongan secara langsung,” tandasnya.



Seperti diketahui, bengawan mati di Desa Tejoasri ini adalah aliran sungai yang telah mati atau tidak lagi teraliri air dari Bengawan Solo sejak adanya pengalihan aliran atau sudetan ke Sungai Bengawan Solo baru yang dibangun oleh pemerintah di sebelah utara desa.


Oleh karenanya, bengawan mati yang memiliki panjang sekitar 8 km ini kini dimanfaatkan oleh warga sebagai lokasi budidaya ikan dengan sistem keramba. Pasalnya, air di bengawan ini masih jernih dan tidak pernah surut meski saat musim kemarau panjang.



Kini, setidaknya ada 2 kelompok nelayan beranggotakan 51 orang yang memanfaatkan bengawan mati ini sebagai lokasi budidaya ikan seperti nila, udang jenis vanami, ikan mas, dan jenis ikan lainnya.



Selain untuk budidaya ikan, warga sekitar juga memanfaatkan air di bengawan mati ini untuk mengairi sawah mereka. Lantaran banyak warga yang menggantungkan hidupnya di bengawan ini, akhirnya pemerintah setempat juga melakukan berbagai kegiatan untuk kelestarian habitat ikan dan kebersihan ekosistem agar tetap terjaga. (red.mrhs)

Posting Komentar

0 Komentar