Iptu Sartono, Polisi yang Juga Piawai Jadi Dalang Wayang Kulit

 



Jombang, tjahayatimoer.net - Iptu Sartono merupakan polisi yang cukup dikenal di kalangan warga Jombang. Pasalnya, Sartono kerap kali mementaskan wayang kulit untuk menyosialisasikan keamanan dan ketertiban ke masyarakat. Seperti apa sosok polisi yang juga seorang dalang wayang kulit ini?


Sartono mengawali karir polisinya pada tahun 1991. Kala itu ia pertama kali ditempatkan di Polda Jatim. Kemudian berpindah ke Polwiltabes Surabaya dan kini di Polres Jombang.


Di Kota Santri, Sartono pernah menjabat Kanit Dikyasa Satlantas Polres Jombang dan Wakapolsek Jombang awal tahun 2022. Saat ini, Sartono menjabat sebagai Kaur Bin Ops (KBO) Satlantas Polres Jombang.


Selama menjadi anggota polisi di lingkungan Polres Jombang, suami dari Jamilah Kusuma ini sering mementaskan wayang kulit keliling ke daerah-daerah di kota santri. Wayang yang jadi andalannya adalah wayang kulit lalu lintas (Wakultas) yang ia buat pada tahun 2012.


Wakultas buatannya itu sebagai media sosialisasi harkantibmas (pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat). Khususnya untuk edukasi tentang keselamatan dan ketertiban berlalu lintas.


"Saat itu saya dinas di Dikyasa Satlantas. Kami bikin program inovasi media sosialisasi melalui wayang. Kami bikin wayang yang telah dimodifikasi namanya wayang kulit lalu lintas atau Wakultas," kata Sartono di kantor Satlantas Polres Jombang, Jalan Brigjen Kretarto, Kamis (25/8/2022).


Berbeda dengan tokoh pewayangan pada umumnya, Wakultas buatan bapak anak dua itu berupa karakter di kehidupan masyarakat pada umumnya. Seperti karakter TNI, Polri, pegawai, masyarakat, tukang becak, sopir, kiai, bu nyai dan sebagainya.


Dalam mementaskan wayang, Sartono memilih bahasa sehari-sehari yang digunakan masyarakat Jombang. Yaitu campuran bahasa Indonesia dengan Bahasa Jawa. Alasannya agar sosialisasi yang disampaikan mudah dipahami.


Alur ceritanya pun ia konsep sendiri. Seperti cerita anak nakal yang sering bolos sekolah, berkendara tidak tertib yang menimbulkan kecelakaan dan pentingnya memakai helm, kelengkapan kendaraan dan surat-surat.


"Itu kami kupas dalam pagelaran Wakultas," terang polisi kelahiran 18 Mei 1970 itu.


Melalui Wakultas ini, Sartono membuat pementasan di sejumlah daerah di Jombang. Sasarannya mulai dari sekolah, program polisi sahabat anak, karyawan pabrik, instansi pemerintahan hingga masyarakat umum.


"Saya pentas di wilayah Polres Jombang, di Polda juga pernah, di Taman Bungkul Surabaya juga, lapangan Makodam Brawijaya juga. Pernah jadi duta seni mewakili Jawa Timur pentas di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta," ungkapnya.


Selain memainkan wayang dalam tugasnya sebagai polisi, warga Jalan Empunala, Kelurahan Kepanjen, Jombang ini rupanya juga seorang dalang profesional. Ia memiliki grup wayang kulit bernama Sesuluh Agawe Rukun (SAR) Grup yang beranggotakan 36 orang.


"Kalau pentas wayang untuk umum juga bisa. Biasanya untuk hajatan, orang nikah, khitanan, ulang tahun, sedekah dusun dan akhir sanah pondok," tandasnya. (red.mrhs)

Posting Komentar

0 Komentar