Ibu Tiga Anak Sukses Pasarkan Karya Tangannya Sampai Timur Tengah

 


Magetan, tjahayatimoer.net – Gulungan benang rajut dengan benang sudah tertarik jarum sudah dia pegang. Tangan Diana Puspitasari lihai merajut benang-benang. Satu per satu benang mengait. Bukan jadi pakaian namun kali ini jadi alas kaki. Sepatu rajut untuk wanita tampak cantik dan rapi. Ada pula sejumlah tas rajut dengan motif bunga yang apik yang dibuat warga Kelurahan Lembeyan Kulon, Kecamatan Lembeyan, Magetan, Jawa Timur.


Ibu tiga anak itu bahkan memasarkan produknya sampai ke luar negeri. Tak hanya Asia Tenggara, sepatu dan tas rajut itu menyentuh pasar Timur Tengah. Harganya dipatok sampai Rp400 ribu per pasang sepatu tergantung kecil besar dan tingkat kerumitannya, kemudian untuk tas mulai Rp100 ribu hingga Rp800 ribu.


“Awalnya, tiga tahun yang lalu saya membuat tas berbahan tali kur. Lalu kurang lebih setahun saya beralih membuat kerajinan berbahan benang rajut setelah ikut pelatihan pembuatan sepatu dan tas berbahan benang rajut. Saya tidak menyangka hasilnya lumayan,” wanita 42 tahun itu, Sabtu (20/8/2022).


Tak hanya tas dan sepatu, dia juga bisa membuat dompet. Hasilnya dia pajang di media sosialnya dan mulai banyak yang berminat. Banyaknya pesanan dari luar negeri juga hasil pemasaran lewat media sosialnya. Pun, banyak pula pembeli dari dalam negeri.


“Dalam negeri banyak, seperti dari Surabaya, Bali, Jakarta. Bahkan dari luar negeri juga banyak, seperti Abu Dhabi, Pakistan dan Australia. Harganya untuk sepatu cewek Rp 150 ribu, untuk sepatu boot Rp 400 ribu per pasang. Untuk tas, mulai harga Rp100 hingga paling mahal Rp 800 ribu tergantung tingkat kerumitannya,” jelasnya.


Dia memilih membuat sepatu, tas hingga dompet rajut karena banyak kelebihannya. Utamanya lebih awet, estetik, dan tentunya mudah dicuci menggunakan tangan. Selain itu juga kuat dan tahan lama.


“Ketimbang bahan yang lain ketika dicuci mungkin ada yang rusak. Nah, kalau ini kan memang dari benang ya jadi mudah saja untuk dicuci,” kata Diana.


Dia mengharapkan peran pemerintah dalam membantu pemasarannya. Selama ini belum ada peran pemerintah untuk membantunya memasarkan produknya. Dia masih mengandalkan pemasaran online yang dia gunakan saat ini.


“Pemasaran masih mengandalkan pesanan dan penjualan via online baik di Whatsapp hingga Facebook. Dalam sebulan bisa menghasilkan Rp1,5 juta hingga Rp2 juta. Kan lumayan apalagi didukung oleh pemerintah,” katanya. (red.mrhs) 

Posting Komentar

0 Komentar