Malang, tjahayatimoer.net – Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang menghelat rapat senat terbuka dalam rangka dies natalis ke-21. Acara yang berlangsung di GOR Kampus Unitri itu dihadiri oleh Menko PMK Muhadji Effendy dan kepala LLDIKTI Wilayah VII Prof. Dyah Sawitri.
Prof. Dr. Eko Handayanto, M.Sc dalam penyampaiannya menjelaskan jika 50 persen mahasiswa Unitri tidak membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). “Seperti yang disampaikan ketua dewan Pembina bahwa sebagian besar atau 50% mahasiswa kami baik yang baru maupun lama itu tidak membayar SPP. Jadi dari mana duitnya, kok bisa, sekolah kami didukung oleh adanya subsidi silang. Jurusan lebih mahal akan membiayai yang lain,” paparnya pada Kamis (24/08/2022).
Kampus juga didukung bantuan dari usaha masyarakat baik itu swasta maupun pemerintah. “Termasuk dari beberapa pemerintah kabupaten di luar Jawa yang menyediakan beasiswa sekitar 1 sampai 150 orang per tahun atas dari Pemda setempat itu yang yang kami rasakan saat ini,” imbuh Rektor Unitri.
Lebih lanjut dia menjelaskan kondisi Unitri hari ini. Kampus yang berdiri pada 4 Agustus 2001 itu total memiliki dosen 213 dosen, berpendidikan Doktor sebanyak 24 orang, sisanya magister. “Saat ini sedang ada yang studi doktoral sekitar 40 orang baik di dalam maupun luar negeri,” kata Prof. Eko.
Jumlah mahasiswa saat ini terdapat di pangkalan Dikti Unitri memiliki 8887 mahasiswa aktif S1 dan S2. “Setiap tahun kami hanya mampu menampung sekitar 1500 mahasiswa baru meskipun pedagangnya melebihi dari daya tampung, tetapi kami belum bisa menerima sebanyak mungkin karena masih terdapat keterbatasan fasilitas dan juga keterbatasan rasio dosen dengan mahasiswa,” paparnya.
Namun dia berbangga diri karena dari total 8000 mahasiswa, yang membayar SPP hanya 50% saja. “Kami alhamdulillah sampai sekarang masih bisa hidup dan terus semangat untuk membantu mahasiswa terutama yang berasal dari luar pulau Jawa,” imbuh Prof. Eko Handayanto lebih lanjut.
Prof Dyah Sawitri, Kepala LLDIKTI VII Jawa Timur menerangkan jika Unitri merupakan salah satu kampus unggul di Jawa Timur. “Kampus dinilai unggul itu dilihat dari sumber daya manusia yang dimiliki. Kami berharap Unitri bisa menjadi kampus yang menerapkan merdeka belajar kampus merdeka atau MBKM sesuai dengan KKNI nomor 8 tahun 2012 dan SN Dikti no 3 tahun 2020,” terangnya Dyah Sawitri saat memberi sambutan.
MBKM, kata dia, penting diterapkan karena melibatkan langsung mahasiswa dan dosen secara langsung dengan masyarakat juga dunia industri. “Dari tahun ke tahun kami berharap mahasiswa Unitri yang ikut MBKM meningkat. Baik itu di internal , maupun di eksternal kampus,” katanya. (red.hr)
0 Komentar