Surabaya, tjahayatimoer.net – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menanggapi pemberitaan terhadap pelayanan Puskesmas Keputih yang terjadi pada Minggu (28/8/2022).
Dalam berita itu disebutkan, kalau Puskesmas Keputih tidak ada ketersediaan oksigen dalam pelayanan 24 jam untuk pasien darurat.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina menjelaskan, berdasarkan pantauan kamera CCTV Puskesmas Keputih, bahwa pada pukul 13.52 WIB, Ibu pasien datang membawa anaknya yang berusia kurang lebih 5 tahun sembari berteriak meminta pertolongan pertama.
Ibu itu meminta bantuan oksigen kepada petugas puskesmas untuk anaknya yang mengalami demam dan kejang. Dengan sigap, petugas puskesmas lantas mengambil tindakan segera memfasilitasi dan mempersiapkan pelayanan cepat.
“Akan tetapi, belum sempat dilakukan pemeriksaan terhadap pasien sesuai SOP, ibu pasien kemudian meninggalkan puskesmas pada pukul 13.54 WIB dan langsung membawa pergi anaknya ke RS Putri,” kata Nanik, Selasa (30/8/2022).
Berdasarkan keterangan di dalam pemberitaan sebelumnya dijelaskan, bahwa pada saat itu Ibu pasien kesal meninggalkan puskesmas lantaran tidak ada ketersediaan oksigen sehingga meninggalkan tempat.
Padahal, ketersediaan peralatan serta oksigen di Puskesmas Keputih sudah memadai, diantaranya tabung oksigen kecil plus regulator sebanyak 8 unit, tabung oksigen besar plus regulator ada 4 unit dan stok regulator oksigen ada 2 unit.
Setelah itu, Dinkes Kota Surabaya memastikan kondisi pasien lebih lanjut pada Selasa 30 Agustus 2022 bersama petugas Puskesmas Keputih. Saat kunjungan ke rumah pasien, terpantau balita 5 tahun itu kondisinya sudah membaik dan sudah tidak mengalami demam tinggi.
“Berdasarkan informasi dari ART di rumah tersebut, pasien keluar dari RS Putri pada Minggu 28 Agustus 2022, pukul 15.00 WIB,” ujar Nanik.
Belajar dari kejadian ini, Nanik berharap bisa dijadikan bahan evaluasi dan perbaikan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan di puskesmas seluruh Kota Surabaya ke depannya.
“Terima kasih atas masukan terhadap kinerja kami di tingkat puskesmas, kami minta maaf apabila ada pelayanan yang kurang optimal,” katanya.
Legislator minta Kadinkes dievaluasi
Anggota Komisi A DPRD Surabaya, Imam Syafi’i meminta agar Kadinkes dievaluasi. Bahkan harus diperiksa oleh Inspektorat karena diduga telah melakukan kebohongan publik untuk menutupi buruknya layanan dan fasilitas kesehatan di puskesmas Keputih Sukolilo.
Menurutnya, personal yang melakukan pembohongan tidak layak jadi pejabat publik. “Jika terbukti memang bohong, sebaiknya dicopot saja dari jabatan Kadinkes,” tegas Imam Syafi’i.
Imam menyebut saat ini masih banyak stok ASN yang berintegritas dan jujur di Pemkot Surabaya. Sekaligus Kadinkes dikembalikan ke khittahnya, yaitu berlatar belakang dokter.
“Sehingga lebih peka dan kompeten menjadi pucuk pimpinan di OPD yang mengurusi dan melayani kesehatan warga Surabaya. Bukan antikritik dengan membuat kebohongan publik,” kata Imam.
Kebohongannya apa saja? kata Imam, diantaranya soal regulator. Bisa dibuktikan dengan foto. Kedua, usia bayi korban.
Ketiga, pernyataan Kadinkes berbeda 180 derajat dengan yang disampaikan kepala puskesmas dan dokter di IRD ketika bertemu imam syafii bersama tiga awak media.
“Saya punya rekamannya,” kata Imam.
Imam menunggu permintaan maaf Kadinkes atas kebohongan yang disampaikannya.
Ia juga mempertimbangkan menempuh jalur hukum. Untuk membuktikan siapa yang berbohong, dirinya atau Kadinkes. (red.hr)
0 Komentar