Malang, tjahayatimoer.net – Susur sungai merupakan kegiatan yang diikuti masyarakat, organisasi, komunitas lingkungan hidup, Pemerintah Kota Batu, Kota Malang, Perum Jasa Tirta (PJT) I, BBWS, TNI, akademisi, dan warga umum. Susur sungai sebagai agenda mengedukasi warga agar lebih peduli terhadap kondisi sungai.
Kegiatan berawal dari titik nol Sungai Brantas (Arboretum) hingga Kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Susur sungai terbagi menjadi 6 etape dengan 6 tim susur sungai utama dan 2 tim susur anak sungai berlangsung selama 3 hari. Hari pertama pelepasa pada Senin (22/08/2022), lalu kegiatan susur sungainya pada Selasa (23/08/2022) dan Rabu (24/08/2022).
Direktur Utama Perum Jasa Tirta (PJT) I, Raymond Valiant Ruritan menjelaskan jika kegiatan ini pihaknya ingin memetakan kondisi riil terkini Sungai Brantas di bagian hulu. Sebab jarang sekali bagian hulu ditinjau terkecuali ketika terjadi bencana semacam banjir bandang pada 4 November 2021.
“Dulu kegiatan susur hulu hingga ke perbatasan Kota Malang pernah dilakukan pada 2019 untuk memetakan segala persoalan di sepanjang aliran Sungai Brantas,” paparnya saat pembukaan acara Senin (22/08/2022).
Beberapa hal yang ditemui waktu susur sungai kala itu antara lain pembuangan sampah di sungai, pembuangan limbah cair domestik, bangunan yang menerobos hingga ke ruang sungai serta ditemukannya sumber air yang masih tersisa atau sumber mata air baru.
“Makanya kita ingin memetakan ulang setelah dua tahun tertunda karena pandemi. Nanti hasilnya bakal kita bandingkan dengan 2019 lalu. Apakah persoalan di sekitar sungai tambah baik, masih tetap atau malah lebih buruk,” tegasnya.
Tim susur sungai akan memberikan hasil kepada Pemda untuk bisa jadi acuan Pemda sebagai kebijakan pemerintah. Sehingga kepala daerah dapat membuat kebijakan yang condong untuk menjaga lingkungan di sepanjang sungai.
“Tapi hal itu tidak akan bermakna, kalau tidak ada dorongan dari masyarakat. Karena jika ada partisipasi masyarakat seperti Sisir Sungai Brantas ini ada bobot sosial dan penekanan mendalam kepada pemerintah,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko yang juga hadir di acara pelepas, sangat mendukung kegiatan itu karena dapat memberikan pandangan nyata agar kelak semua pihak turut menjaga Sungai Brantas.”Semua harus menyatukan visi misi demi menjaga kelestarian alam terlebih Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur dan banyak orang yang bergantung pada keberadaannya,” ucapnya. (red.mrhs)
0 Komentar