3 Remaja di Surabaya Jadi Korban Pengeroyokan

 


  Surabaya, tjahayatimoer.net - Tiga orang remaja dari salah satu SMK swasta di Surabaya menjadi korban pengeroyokan alumni salah satu SMA Negeri di Surabaya. Tiga korban itu mengalami luka-luka dan melaporkan apa yang mereka alami ke polisi.

Ketiga korban tersebut saat ini sedangkan dalam tahap pemulihan setelah mengalami pengeroyokan. Salah satu di antara mereka disebut masih mengalami pendarahan pada bagian mulut dan hidung.

Salah satu korban berinisial D (17) saat dikonfirmasi membenarkan apa yang dia alami bersama dua orang temannya yang lain. Mereka menjadi korban pengeroyokan sejumlah alumni salah satu SMA Negeri di Surabaya.

Menurut D peristiwa itu terjadi pada Sabtu (30/7/2022) sekitar pukul 20.00 WIB. Korban D yang saat itu tengah nongkrong di kawasan bundaran PTC mendapatkan kabar teman-teman SMK-nya sedang mengikuti pertandingan futsal.

"Awalnya ada pertandingan futsal. Itu ada bentrok, gesekan. Waktu itu saya kurang tahu kronologinya bagaimana, kemudian saya berupaya mendinginkan suasana, saya lerai. Habis itu, saya sama adik-adik kelas sama alumni saya balik pulang," ungkap D, Kamis (4/8/2022).

Selanjutnya, D bersama teman-temannya bergeser ke kawasan Gelora Pancasila sembari menunggu teman-temannya yang lain. Tiba-tiba saja ada anak SMA lainnya yang melintas dan sebagian ada yang mereka kenal. Tanpa diketahui D, tiba-tiba adik kelasnya SMK itu mengeroyok anak SMA Negeri yang melintas.

Mengetahui itu D kemudian kembali melerai agar tidak terjadi keributan. Usai berhasil meredam aksi pengeroyokan itu mereka pun bubar.

"Habis itu saya datang, saya lerai, menolong adik kelas SMA itu, akhirnya saya minta pergi biar tidak terjadi keributan," ungkap D.

Setelah itu, D dihubungi beberapa almuni SMA setelah sebelumnya mengirimkan pesan video ke teman semasa kecilnya yang kebetulan sekolah di SMA yang dimaksud. Niat hatinya memberi kabar agar tidak ada gesekan nomor telepon milik D malah disebar oleh temannya.

"Yang saya WA itu nomor saya disebar oleh C, tapi sebelumnya izin ke saya. Kalau untuk mendamaikan, silakan. Akhirnya saya dichat, ditelepon banyak orang, diajak ketemuan," ungkap D.

Hingga akhirnya, D dan Z yang sejak awal ingin mendamaikan agar tidak ada keributana menemui mereka pada Minggu (31/7/2022) sekitar pukul 01.00 WIB di kawasan Koblen, Bubutan.

"Setelah ketemuan dua orang, saya diajak muter pindah lokasi di Jalan Pirngadi. Saya turun dari motor kemudian ditimpuk helm. Teman saya langsung dikeroyok 20 orang lebih," kata D.

Setelah dikeroyok, kedua remaja ini diajak oleh mereka dengan naik motor bertiga pindah ke lokasi lain di Jalan BKR Pelajar. Di sana ternyata kedua remaja itu ditunggu banyak orang yang merupakan alumni dari salah satu SMA Negeri di Surabaya itu.

"Saya turun, diinterogasi, siapa yang mengeroyok adik kelas mereka. Siapa yang buat rusuh di futsal? Siapa yang videoin itu? Di situ saya dikeroyok lagi. Kondisi saat itu saya dikeroyok di trotoar. Sama, teman saya juga dikeroyok," ungkap D.

Kemudian, D bersama temannya kembali dibawa berkeliling, ke Bronggalan, Ploso, Kalijudan. Sekitar pukul 03.00 WIB D dan temannya mengaku diberi makan oleh pengeroyok tadi.

"Kemudian saya dikembalikan lagi di BKR Pelajar. Habis itu para alumni itu menginterogasi lagi, tanya siapa yang membuat video? Habis itu dikeroyok lagi, leher saya disundut rokok. Kemudian saya diajak duel sama empat orang," ungkap D.

Setelah itu handpone D diminta oleh mereka dan mereka menulis pesan kepada korban lainnya berinisial R. Oleh mereka R diminta datang untuk menjemput D dan Z. Tiba di sana R kemudian dikeroyok oleh gerombolan remaja yang juga telah mengeroyok D dan Z. Parahnya, Z sempat dipukul dengan paving.

"Kemudian dikeroyok, R tergeletak di depan saya, terus dipukul dengan paving. Beruntung sempat ditangkis sama R. Habis itu saya digeret (diseret) ke kawasan THR. Kemudian R sempat mau kabur, oleh para alumni itu diteriaki maling. Kemudian dibawa ke THR sama saya," ujar D.

Hingga akhirnya 3 remaja itu dilepaskan di dekat SPBU di kawasan Jalan Kusuma Bangsa. Namun mereka harus membersihkan luka-lukanya. "Ya di suruh bersihkan, cuci muka. Waktu itu si R masih berlumuran darah mulutnya," ungkap D.

Setelah sampai ke rumah, orang tua mereka melaporkan ke Polsek Genteng, kemudian diarahkan ke Polrestabes Surabaya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana saat dikonfirmasi membenarkan ada tiga orang korban pengeroyokan. "Korbannya tiga orang, saat ini masih dalam penyelidikan," kata Mirzal. (red.Nf)

Posting Komentar

0 Komentar