Terkesima dengan Porprov Jatim, DPRD Jember: Kami Tak Menyangka Akan Seperti Itu

 


Jember, tjahayatimoer.net – Komisi D DPRD Jember, Jawa Timur, memuji penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur VII di Kabupaten Jember, 25 Juni-3 Juli 2022 lalu. Parlemen menilai Pemerintah Kabupaten Jember sukses menjadi tuan rumah Porprov di tengah banyaknya kendala yang muncul.


“Kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih sedalam-dalamnya kepada panitia pelaksana Porprov. Kami pun tidak menyangka Porprov akan seperti itu. Satu hal yang tidak diantisipasi kita semua bahwa kita baru lepas dari Covid-19,” kata Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi, saat rapat evaluasi penyelenggaraan porprov, di gedung parlemen, Senin (18/7/2022).


Hafidi menyebut penyelenggaraan Porprov mendapat respons positif dari publik. Sementara terkait masih ada kekurangan, dia menganggapnya wajar.


“Itu bagus. Soal masih kalang kabutnya saya kira wajar, yang penting selama pelaksanaan kami monitor tidak ada kejadian (buruk) dan korban, dan itu berkat kerja sama kita semua. Semoga pada even yang akan datang akan menjadi prestasi yang lebih bagus,” katanya.


Sucipto, anggota Komisi D dari Golkar, juga mengapresiasi keberhasilan penyelenggaraan porprov. “Kami akui pelaksanaan seremonial sangat luar biasa. Masyarakat Jember mengakui hal itu,” katanya.


Namun Sucipto memberikan sejumlah catatan. “Pada saat pelaksanaan seremonial pembukaan, pengaturan arus lalu lintas dan para atlet masuk ke area Stadion Jember Sport Garden (JSG), serta tempat para undangan, seharusnya jauh-jauh hari sudah di-fix-kan. Yang terjadi kemarin pada saat pelaksanaan pembukaan, akses masuk ke JSG sangat sulit. Bahkan ada salah satu bupati berjalan kaki, karena akses masuk sulit luar biasa,” katanya.


“Bahkan kami yang membawa undangan VIP juga tidak bisa masuk, kecuali jalan kaki sepanjang dua kilometer, karena memang kondisi kemacetan Jalan Muhammad Yamin tidak bisa diantisipasi lagi,” kata Sucipto.


Sucipto juga menyesalkan terjadi kericuhan dalam pertandingan sepak bola antara Jember dan Kota Malang. “Ini jadi catatan ke depan agar lebih diperhatikan,” katanya.


Sucipto juga menyoroti tidak digunakannya lapangan sepak bola Stadion JSG untuk pertandingan. Pertandingan sepak bola justru digelar di Stadion Notohadinegoro. “Kenapa itu terjadi? Bahkan JSG kalau saya melihat lapangannya sudah bertaraf internasional, namun tidak dimanfaatkan untuk pertandingan porprov. Kalau sepak bola dipertandingkan di JSG, masyarakat Jawa Timur tahu bahwa Jember punya lapangan sepak bola berkelas internasional yang sangat layak,” katanya.


Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Jember Murdiyanto mengatakan, sebelum pelaksanaan Porprov Jatim VII, pihaknya sempat disibukkan dengan belum selesainya pembenahan venue kolam renang dan atletik di Stadion JSG. “Dengan segala macam informasi viral dan berkat doa semuanya, di batas kurang lebih 3-4 hari sudah selesai. Bahkan di kolam renang banyak pemecahan rekor walau pun bukan atlet Jember yang menang. Namun kolam renang itu bisa digunakan untuk pertandingan bertaraf nasional dan internasional,” katanya.


“Begitu juga di Stadion JSG. Saya juga sempat khawatir karena di sana ada open ceremony. Alhamdulillah, lintasan atletik terwujud. Dan alhamdulillah open ceremony, terlepas kekurangannya, diakui atau tidak, pelaksanaannya di atas seremoni Pekan Olahraga Nasional (PON).” kata Murdiyanto.


“Beberapa kepala daerah sudah melayangkan WA ke Pak Bupati, bahwa itu luar biasa. Ini satu prestasi Kabupaten Jember setelah dua tahun pandemi. Luar biasa, di dalam stadion penuh penonton. Bahkan di bagian belakang pentas terisi penuh semua. Di luar juga begitu,”


 kata Murdiyanto.Dari sisi ekonomi, Murdiyanto yakin perputaran uang di Jember sebagai tuan rumah melebihi Rp 300 miliar. “Ini berdampak pada kebangkitan ekonomi di Jember,” katanya. [red.Nf]

Posting Komentar

0 Komentar