Jember, tjahayatimoer.net – Dramatis. Polsek Sempolan (Silo) Jember mengevakuasi jasad perempuan di tengah hutan lindung Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) di bawah tebing dengan posisi terlentang dalam kondisi setengah telanjang. Proses evakuasi berlangsung selama 10 jam.
Jasad perempuan diperkirakan berusia 25 tahun dengan ciri – ciri kulit kuning langsat, rambut hitam sebahu dan tinggi badan sekitar 155 meter. Selain itu, di tubuh korban juga masih melekat kaos berwarna putih. Korban diketahui kali pertama oleh HA (40) dan Ponori (45), warga Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo sebagai pencari madu hutan.
Kapolsek Sempolan, AKP Suhartanto mengungkapkan, sebenarnya pencari madu mengetahui keberadaan jasad wanita itu pada Sabtu (16/7). Namun karena medan menuju lokasi sangat sulit, sehingga proses evakuasi baru bisa dilakukan Minggu (17/7/2022).
Mayat yang kondisinya telah membusuk itu ditemukan di antara rerimbunan pohon di bawah tebing yang masuk Dusun Baban Timur, Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember. Saat ditemukan, tak ada identitas apapun yang melekat di tubuh korban.
Menurut dia, pada saat ditemukan, mayat dalam keadaan terlentang. Bagian atas mengenakan kaos putih, sementara bagian bawah telanjang. Di dekat mayat ditemukan kemeja kotak-kotak warna merah hitam, serta dua buah celana dalam perempuan. Kondisi mayat mengalami pembusukan akut.
“Bagi warga yang merasa kehilangan anggota keluarganya bisa segera melapor. Sekarang, jenazah kami bawa ke kamar mayat RSD dr Soebandi,” ungkap AKP Suhartanto.
Menurut mantan Kapolsek Tempurejo ini, penemuan mayat ini bermula ketika pencari madu menempuh jalan setapak melalui jalur Palongan. Ketika melintas ini dia mencium bau bangkai. Merasa penasaran, pencari madu ini berupaya mencari asal bau tersebut. Dan setelah ditelusuri ternyata berasal dari bawah tebing.
“Saat didekati, ternyata ada sesosok mayat di bawah tebing dengan kedalaman antara 10 hingga 15 meter,” ujar Suhartanto.
Kaget dengan apa yang dia lihat, pencari madu ini segera menghubungi ketua RT dan perangkat Desa Mulyorejo dan diteruskan ke Polsek Silo. Menindaklanjuti laporan itu, kepolisian bersama perangkat desa setempat mendatangi TKP di hari penemuan. Namun, lantaran medan yang cukup jauh di dalam hutan dan mayat berada di bawah tebing, sehingga mayat belum bisa dievakuasi. “Kami kemudian menghubungi Basarnas meminta bantuan untuk mengevakuasi mayat,” jelasnya.
Tim Basarnas bersama kepolisian setempat dibantu relawan dari unsur warga, akhirnya berhasil mengevakuasi mayat tersebut. Proses evakuasi berlangsung cukup lama dan memakan waktu hingga 10 jam.
“Proses evakuasi berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB, melintasi jalan setapak. Setelah evakuasi selesai, mayat kami bawa ke RSD dr Soebandi,” tuturnya.
Sejauh ini, kepolisian belum menyimpulkan apapun terkait penemuan mayat tersebut. Karena masih dalam tahap penyelidikan. Untuk menemukan petunjuk awal, Polsek Silo juga telah menghubungi Tim Inafis Polres Jember untuk melakukan penyelidikan di TKP. “Kami masih melakukan penyelidikan, semoga saja ada titik terang,” pungkasnya. (hum.en)
0 Komentar