Jember, tjahayatimoer.net - Kecelakaan tragis terjadi di Jalan Raya Desa Sumberketempa, Kecamatan Kalisat, Jember. Truk bermuatan triplek terguling hingga menimpa mobil Isuzu Panther. Tiga orang dalam sekeluarga meninggal dunia. Dari 7 penumpang mobil, 4 selamat dan 3 tewas.
Di balik insiden ini, terungkap sederet kisah misteri. Diketahui, 7 penumpang dalam mobil tersebut hendak mengantar salah satu anggota keluarganya ke pondok pesantren.
Salah satu korban bernama Hasbi. Pria berusia 20 tahun itu merupakan mahasiswa di sebuan pondok pesantren di Situbondo. Bahkan keberangkatan dia bersama keluarga ke Situbondo, bertujuan mengantar dirinya kembali ke pondok.
"Mereka sekeluarga mau mengantar Hasbi ke pondok. Sedangkan saya bersama ayah juga ikut karena ingin menjenguk adik saya. Kebetulan Hasbi dan adik saya juga satu pondok," kata salah satu korban selamat, Anis Ilmiyatul Hasanah, Senin (1/8/2022).
Menurut Anis, sebelumnya keberangkatan ke Situbondo yang dijadwalkan pukul 12.00 WIB. Namun molor hingga 1 jam. Penyebabnya, Hasbi kedatangan tamu.
"Sekitar jam 12 lewat, ibunya Hasbi telepon saya. Memberitahu berangkatnya molor karena Hasbi masih ada tamu. Saya tanya siapa tamunya, katanya laki-laki, mengaku warga (desa) Baban (Kecamatan Silo)," kenang Anis.
Di dalam perjalanan, Anis iseng bertanya lagi siapa pria yang datang ke rumah Hasbi. Namun tidak ada yang tahu. "Hasbi cuma bilang pria itu lama sekali ingin ketemu Hasbi untuk diajak membaca selawat bersama-sama," kata Anis.
Hasbi pun akhirnya menuruti keinginan pria misterius tersebut. Mereka pun membaca selawat bersama selama sekitar satu jam.
"Orang desa, kalau ada orang minta bantuan membaca selawat, nggak akan enak kalau ditolak. Setelah membaca selawat selama satu jam, pria itu pamit pulang. Setelah tamu pulang barulah kita berangkat," ungkap Anis.
Mobil yang ditumpangi Anis bersama keluarga Hasbi mengalami nahas di jalan raya Desa Sumberketempa, Kecamatan Kalisat sekitar pukul 14.00 WIB, Sabtu (30/7/2022). Tiga penumpang tewas, termasuk Hasbi.
"Saya akhirnya kepikiran, andai pria itu tidak datang ke rumah Hasbi, tentu kami akan berangkat tepat waktu, dan tidak berpapasan dengan truk itu saat terguling. Tapi memang mungkin itu takdirnya. Takdir bahwa mobil kami kecelakaan dan membawa korban jiwa," tutur Anis.
"Tapi terus terang, saya merasa kedatangan pria itu seolah ingin mengulur waktu kami agar berangkat molor dari rencana awal," imbuhnya.
Tak hanya itu, Anis mengaku ada momen tak masuk akal yang membuatnya bisa keluar mobil dengan selamat. Yakni, saat ada tangan yang menjulur dari luar ke dalam mobil lewat sebuah lubang sempit.
"Saat tangan itu saya pegang, tiba-tiba saja saya sudah ada di luar mobil. Posisinya tetap duduk seperti ketika masih berada di dalam mobil," kata Anis ditemui di rumahnya di Dusun Rowo, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Minggu (31/7/2022).
Anis menceritakan, di dalam mobil nahas yang ditumpanginya itu, dia duduk di bangku tengah deret paling kiri. Posisinya dekat pintu mobil.
"Jadi ketika trailer menimpa mobil, saya secara refleks menunduk agak miring ke pintu yang ada di sebelah kiri saya. Itu trailernya kan ambruknya dari sisi kanan mobil," kata perempuan usia 29 tahun itu.
Meski tergencet kap mobil, namun posisinya yang miring membuatnya masih punya ruang, meski sangat sempit. Anis pun berusaha mencari jalan keluar sambil memanggil ayahnya. "Saya sama sekali tidak mengalami pingsan. Waktu itu saya dalam posisi tetap sadar. Saya coba memanggil ayah saya yang duduk di depan saya, di sisi kiri sopir," kenangnya.
Namun waktu itu tak terdengar jawaban dari sang ayah, Alwi Dahlan. Anis pun kemudian menduga Alwi sudah meninggal. Dalam keputusasaan itu, Anis lalu membaca dua kalimat syahadat. Usai membaca syahadat, Anis tiba-tiba melihat ada tangan menjulur ke dalam mobil dari sebuah lubang yang ada di sisi kiri.
"Lubangnya tidak begitu besar. Mungkin kepala saja nggak bisa lewat," katanya.
Reflek, Anis pun memegang tangan itu. Dan dalam sekejap, dia tiba-tiba sudah berada di luar mobil. "Posisi saya masih tetap duduk seperti ketika di dalam mobil. Saya lihat dari luar mobil, kendaraan juga masih berada di bawah truk. Logikanya, penumpang di dalamnya tidak mungkin saat itu bisa keluar," kenang perempuan ini.
Anis lalu berusaha masuk mobil dari lubang di mana tangan tadi menjulur. Namun dia tidak berhasil masuk. "Pikiran saya waktu itu, kalau saya bisa keluar lewat lubang itu, yang lain juga pasti bisa. Akhirnya saya berusaha masuk lagi lewat lubang itu untuk menyelamatkan yang lain. Tapi ternyata kepala saya saja nggak bisa masuk," katanya.
Anis lalu kembali memanggil-manggil ayahnya. Dan kemudian tangan sang ayah menjulur keluar dari celah bodi mobil.
"Saya langsung pegang dan tarik. Saya tidak tahu, apakah karena tarikan saya atau dibantu yang lain, ayah akhirnya bisa dikeluarkan dari mobil dengan selamat. Waktu turun dari ambulans, dikira keluarga, bukan korban. Karena memang kami tidak mengalami luka," kata Anis.
Sedangkan ayah Anis, Alwi Dahlan mengaku tubuhnya tergencet bodi mobil sehingga tak bisa bergerak. Ketika mendengar teriakan Anis, Alwi berusaha mengangkat tangan. "Saya angkat tangan kanan saya. Lalu terasa ada yang megang dan tiba-tiba saya sudah berada di luar mobil," katanya.
Baik Anis mau pun Alwi merasa momen itu merupakan hal yang tak bisa dijelaskan oleh nalar. Mereka merasa ada kekuatan lain yang membuat mereka lolos dari maut. Kedua orang ini juga tak mengalami luka serius. Bahkan ketika berada di rumah sakit, dikira keluarga korban, bukan salah satu korban.
Anis bersyukur dia dan ayahnya bisa selamat dari insiden yang menurutnya sangat mengerikan itu. Kendati demikian, dia juga sangat sedih karena harus kehilangan orang terdekat.
"Sebenarnya kami ini bukan satu keluarga. Saya dan ayah saya ini tetangga keluarga Pak Warso. Tapi kami memang sangat dekat sehingga sudah seperti keluarga," katanya.(red.Ad)
0 Komentar