Ikatan Keluarga Gunungkidul Yogyakarta Gelar Grebek Suro di Cibubur

 


  Jakarta, tjahayatimoer.net – Bertempat di Taman Wiladatika Cibubur, Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) bekerjasama dengan Badan Penghubung Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Banhubda DIY) menggelar kegiatan malam tasyakuran Grebeg Suro IKG.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan tahunan IKG yang sempat terhenti karena adanya Pandemi Covid 19, dan pada Juli 2022, kegiatan tersebut kembali dapat dijalankan dengan konsep hybrid, yakni luring dan daring.

Dalam Grebeg Suro IKG tersebut selain dihadiri oleh Badan Pengurus Harian IKG, Dewan Pembina dan Penasihat, Banhubda DIY, Ketua Komisi A DPRD DIY, juga perwakilan dari 18 Koordinator Kapanewon (Korkap) IKG, 12 Koordinator Wilayah (Korwil IKG) serta warga IKG di Jabodetabek.

Selain sebagai acara puncak dari Grebek Suro IKG adalah pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Mendot Suwasono dengan lakon Bimo Suci, juga dilaksanakan kirab budaya, dan Pameran UMKM.

Tema utama dari kegiatan Grebeg Suro IKG kali ini mengambil spirit dari lakon wayang, yakni Tumandang Gawe Manunggal Sedyo IKG Ngremboko dengan landasan solidaritas, gotong royong, saling menguatkan dan selaras dalam suasana yang adem dan ayem.

Ketua Umum IKG, Eddy Sukirman dalam kesempatan Grebeg Suro IKG menyampaikan bahwa IKG dengan jumlah warga yang ada di Jabodetabek sejumlah lebih dari 299 ribu jiwa dan diusianya yang ke 52 tahun tersebut menjadi momen penting dan tentunya adalah kekuatan penting dalam bersama membangun Gunungkidul dan DIY.

Lebih jauh Ketua Umum menjelaskan bahwa, Grebeg Suro IKG kali ini lebih dari sekedar perayaan semata, melainkan juga bentuk nyata dan aktualisasi dari amanah UUD 1945 yang secara khusus termaktub dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 3, Pasal 30 ayat 1 dan ayat 2 yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara. Hal ini dilakukan melalui ragam profesi, organisasi dan dalam setiap kehidupan sehari-hari. Dan terkait hal ini juga diatur dalam berbagai perundangan yang ada.

“Dengan berbagai kegiatan yang telah IKG selama 52 tahun laksanakan yang fokus pada pengembangan warga dan Kabupaten Gunungkidul, mulai dari sektor UMKM, Pariwisata, Kebudayaam dan pembangunan karakter, jelas hal ini sebagai bentuk partisipasi nyata dalam membangun ekonomi nasional dan karakter bangsa,” jelas Eddy Sukirman Ketua Umum IKG.

Kemudian Ketua Umum IKG juga menjelaskan terkait komitmennya dalam turut membangun ekonomi nasional adalah IKG memiliki lebih ratusan bahkan ribuan UMKM yang saat ini sedang diorganisir, dan sekarang juga telah mendirikan Koperasi Jasa IKG.

Dari sektor pendidikan, IKG juga telah memiliki lembaga pendidikan mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP dan SMA.




Dihadapan Kepala Banhubda DIY dan Ketua Komisi A DPRD DIY, Ketua Umum IKG menyampaikan harapannya bahwa dengan banyaknya warga IKG di Jabodetabek, namun IKG saat ini belum memiliki tempat yang permanen untuk melaksanakan ragam program dan kegiatannya.

“Kami telah memiliki tanah seluas 1300 meter di wilayah Gunung Sindur Bogor, dan lokasi inilah yang sedang kami bangun untuk menjadi “Omah IKG”. Saat ini baru rumah limasan yang telah berdiri, untuk rumah utama berupa Joglo IKG sedang kami perjuangkan dari sisi pembiayaan dan dengan dukungan Kepala Banhubda DIY serta Ketua Komisi A DPRD DIY, saya yakin mimpi kami dapat segera terwujud,” jelas Eddy Sukirman.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suswanto dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa, dirinya sebagai wakil rakyat kalau dilihat dari sisi pangkat adalah di bawah rakyatnya, dalam hal ini warga IKG, sehingga menurutnya wakil rakyat perlu laporan kepada yang diwakilinya.

Terkait dengan IKG, Eko Suswanto menyampaikan bahwa ada hal yang membanggakan terkait dengan spirit IKG seperti yang tercantum dalam Mars IKG, yakni spirit kemajuan dengan landasan gotong royong, saling membantu, saling menguatkan dan saling mengikatkan diri dalam satu tujuan yang dibingkai dalam visi dan misi IKG.

Lebih jauh terkait dengan program pengembangan kebudayaan dan dana Keistimewaan, Eko Suswanto menyampaikan bahwa akan memimpin rapat terkait dengan alokasi dana keistimewaan, dan diharapkan dapat tercapai sebesar Rp 3,6 Miliar.

“Kami minta doa dari warga IKG agar alokasi dana keistimewaan sebesar 3,6 Miliar tersebut dapat terwujud. Selain itu, semoga Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam keadaan sehat selalu dan segera dilantik oleh Presiden di Istana Negara, dan kemudian kami akan adakan ramah tamah di Taman Mini Indonesia Indah,”jelas Eko Suswanto.

Sekjen IKG, Sastro Harjanto dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa IKG sebagai badan hukum yang sudah tercatat dalam administrasi negara adalah menjadi ujung tombak dalam mengelola, melestarikan, dan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap langkah keseharian, baik dalam lingkungan sendiri maupun dalam organisasi IKG.

“Pengurus dan Paguyuban IKG siap menjadi ujung tombak dalam menjaga, melestarikan dan mensosialisasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam adat istiadat dan budaya Indonesia sebagai landasan sosial kemasyarakatan warga IKG di Jabodetabek dan seluruh Indonesia,”jelas Sastro Harjanto.

Humas IKG, Tarsih Ekaputra menjelaskan bahwa Grebeg Suro IKG yang merupakan hasil kolaborasi antara IKG dan Banhubda DIY bisa menjadi tonggak semakin terpatrinya kearifan lokal kita di dalam benak dan hati generasi masa kini khususnya generasi dari wilayah Gunungkidul dan DIY.

“Biarlah anak Citayam dengan Citayam Fashion Weeknya, kita warga Gunungkidul dengan Grebeg Suro nya dan senantiasa dalam kesibukan kita merawat budaya adiluhung dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal kita. Inilah dasar kita untuk tetap guyup dan rukun,” jelasnya. (red.Nf)

Posting Komentar

0 Komentar