Lamongan, tjahayatimoer.net - Pengurus Wilayah ISNU Jawa Timur bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) menggelar Pelatihan Pendamping PPH (Proses Produk Halal), selama 2 hari, tanggal 15 sampai 16 Maret 2022.
Diketahui, pelatihan yang merupakan angkatan ke-3 ini digelar di Pondok Pesantren Matholiul Anwar Lamongan, dan diikuti oleh 110 peserta oleh Badan Solusi Halal PW ISNU Jawa Timur.
Dalam pembukaannya, Ketua PC ISNU Lamongan, R. Zainul Musthofa menyampaikan, bahwa kegiatan Pelatihan Pendampingan PPH ini merupakan kegiatan yang terbilang istimewa.
Pasalnya, menurut Zainul, PW ISNU Jawa Timur menargetkan sebanyak 3.500 peserta sebagai pendamping, yang mana Kabupaten Lamongan melalui PC ISNU dipercaya menjadi panitia mulai dari perekrutan peserta hingga pelaksanaan pelatihannya.
“Peserta pelatihan yang lolos ini, pada akhirnya memiliki tugas mendampingi dalam proses produk halal atas UMKM dan industri-industri kecil di Lamongan,” ujar R. Zainul Musthofa, kepada wartawan, Selasa (15/3/2022).
Lebih lanjut, pihaknya menambahkan, di tengah terjadinya polemik Logo Halal Indonesia yang berbentuk gunungan wayang dan motif batik lurik atau surjan, ISNU lebih memilih untuk lebih fokus pada pelaksanaan pelatihan bagi pendamping tersebut.
“ISNU Jatim tak terpengaruh diskusi pro kontra tentang Label Halal yang telah ditetapkan oleh Kemenag. Kami lebih memilih tancap gas dan fokus menggelar pelatihan pendamping PPH ini,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua ISNU Jatim, Prof M. Mas’ud Said menuturkan, bahwa pelatihan ini digelar sebagai wujud concern ISNU Jatim terhadap produk halal. Menurutnya, kehadiran pendamping PPH ini sangat penting.
“Pendamping PPH membantu pelaksanaan tugas pemerintah dalam memastikan kehalalan produk-produk, baik makanan, maupun minuman dengan Self Declaire bahwa pada tahun 2027 Indonesia direncanakan sebagai produsen terbesar di dunia,” tutur Prof Mas’ud.
Sehingga untuk menyongsong program tersebut, ungkap Prof Mas’ud, pemerintah melalui BPJPH Kementrian Agama RI menargetkan 2 juta pendamping dalam proses sertifikasi halal atas produk-produk anak bangsa.
Selanjutnya, setelah koordinasi dengan pihak BPJPH Aqiel Irham dan Kaps Dr Umar, pihaknya segera membuat Tim Terpadu untuk menangani pelatihan ini sampai 3.500 peserta, pada tahun ini.
“Ini adalah tantangan sekaligus menjadi lahan bagi ISNU Jatim untuk menguatkan perannya dalam kaitannya dengan produk halal, hidup dengan cara halal, dan bahkan rizki harus halal, menuju Indonesia sejahtera dalam lindungan Allah SWT,” papar pria yang juga salah satu Ketua MUI Jatim tersebut.
Sementara itu, Dr. Muhammad Afif Hasbullah, yang mewakili tuan rumah, PP Matholiul Anwar mengucapkan terima kasihnya kepada ISNU Jatim karena telah terlibat aktif dan menjadi bagian dari program negara terkait produk halal.
Afif juga menegaskan, bahwa masyarakat Lamongan memiliki etos kerja sekaligus etos dagang yang tinggi. “Masyarakat Lamongan mampu menciptakan trend-trend makanan dan minuman yang sangat banyak, misalnya seperti pecel lele Lamongan, soto Lamongan, tahu campur khas lamongan, dan lain-lain,” pungkasnya. (red)
0 Komentar