Kediri, tjahayatimoer.net - Kabupaten Kediri punya berbagai macam kesenian. Salah satunya adalah kesenian Tiban. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri percaya, Tiban merupakan kesenian khas Kabupaten Kediri. Saat ini, Tiban menjadi seni pertunjukan yang dipertontonkan.
Seperti pada pertunjukan yang digelar pada Selasa (1/3) di Rembang Witiran, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Dalam acara tersebut juga digelar Jaranan Kediren Setyo Budoyo.
Kesenian Tiban yang menyuguhkan aksi saling cambuk itu sudah jarang tampil. Terlebih ada pandemi COVID-19 sejak 2020.
Meski menyuguhkan aksi saling cambuk, luka akibat cambukannya cepat mengering dan sembuh seketika, setelah dilumuri ramuan dari pawang atau dukun dalam kesenian tersebut.
Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4) yang bertindak sebagai pemantau penyelenggara, diwakili Dekky Susanto sebagai penanggung jawab seni tari dan jaranan, mengapresiasi pertunjukan Tiban.
"Di Kabupaten Kediri ada beberapa desa yang melestarikan kesenian Tiban ini, selain di Purwokerto. Yakni kesenian Tiban di Desa Jambean, Kecamatan Kras dan Desa Surat Kecamatan Mojo," kata Dekky, Minggu (6/3/2022).
Imam Mubarok, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri menambahkan, kesenian Tiban sempat mengalami kemunduran. Tetapi saat ini, kesenian Tiban mulai diminati kembali.
Pertunjukan kesenian Tiban dari awal hingga sekarang mengalami berbagai perubahan. Dari segi struktur penyajian, kesenian Tiban awalnya digelar dan menjadi kesenian rakyat yang disertai arak-arakan. Ada sesaji dan doa. Khusus untuk sesaji disiapkan oleh seluruh kaum perempuan, dan doa dihaturkan Dengan lantaran/wasilah untuk mendatangkan hujan.
Untuk tempat dan waktu harus dilaksanakan pada saat kemarau panjang dan di halaman yang luas atau persawahan. Pada bentuk pertunjukan, terdapat arak-arakan yang hanya diikuti oleh pemain Tiban, sesepuh desa, pladhang dan pembawa sesaji. (red)
0 Komentar