Cucu Pertama Meninggal Dalam Kandungan, Kades Sedati Sidoarjo Laporkan Dugaan Malapraktik Dokter



Sidoarjo, tjahayatimoer.net - Tidak terima cucu meninggal dalam kandungan karena dugaan lambannya operasi caesar di sebuah RS kawasan Gedangan, Kades Semampir Kecamatan Sedati Luqman Mualim, membawa kasus tersebut ke polisi.


Luqman melaporkan dugaan malapraktik terhadap EY salah satu dokter spesial kandungan di RSMH  tersebut karena lamban menangani penanganan atau proses penanganan kedaruratan persalinan hingga akhirnya bayi meninggal dalam kandungan.


Luqman Kamis (3/3/2022) siang sudah mendatangi SPKT Polda Jawa Timur melaporkan seorang oknum dokter dokter tersebut.


Pelaporan ini didasari karena cucu pertama dari anak menantunya bernama Salsabilla Arrisya Putri merasakan kontraksi di usia kandungan menginjak 9 bulan dan opname 3 hari di rumah sakit.


Rabu (23/2/2022) dini hari, Saldabila diantar oleh Aditya Indra Putra Mualim, suaminya. Sampai pada Kamis (24/2/2022) sekitar pukul 18.00 WIB, perawat memeriksa kondisi menantunya dan juga kandungannya.


Alangka kagetnya karena pada waktu di periksa detak jantung bayi yang ada di kandungan sudah tidak ada. “Anak menantu saya tak kunjung mendapatkan tindakan operasi caesar oleh dokter yang menangani,” katanya Jumat (4/3/2022).


Luqman mengungkapkan saat pasien akan melahirkan justru ditinggal pergi keluar kota oleh oknum dokter yang menangani berinisial E dengan alasan kedukaan orang tua meninggal, tanpa mendelegasikan ke dokter yang lain untuk segera menangani pasien yang akan melahirkan tersebut.


Masih kata Luqman, saat kontraksi hari ke 2 opname di rumah sakit, menantunya sempat mendapatkan obat penahan kontraksi sebanyak 2 kali melalui rekomendasi oknum dokter yang dilaporkan tersebut.


Kendati sudah diketahui bayi dalam kandungan meninggal dunia, operasi caesar pun baru dilakukan pada hari ke-3 opname. Itu dilakukan setelah pelapor mengamuk kepada pihak rumah sakit untuk segera dilakukan tindakan melihat kondisi ibu bayi terlihat drop.


“Saat saya mengamuk kenapa ini bisa terjadi, jawabnya Direktur RS, soal penanganan oleh dokter, pihaknya tidak bisa intervensi kewenangan. Saya kasihan melihat anak menantu yang bagian mukanya sudah terlihat kebiruan dan syok. Makanya langsung ada tindakan caesar,” urai Luqman.


Pihaknya berharap pelaporan ke polisi ini dilakukan agar ada jalan hukum, tidak terjadi kembali kasus serupa. “Ini menyangkut soal nyawa seseorang, dan supaya tidak ada kelalaian lagi,” tegasnya.


Keluarganya juga merasa heran dengan pihak dokter menantunya yang sejak periksa hamil EY yang menanganinya, sampai sekarang tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga. Ikut berduka cita atau menanyakan kabar lainnya. “Sampai sekarang oknum dokter tersebut tidak pernah menghubungi kami,” keluh Luqman.


Sayangnya, saat wartawan ini berupaya menelpon dan pesan melalui aplikasi  WhatsApp ke EY untuk dikonfirmasi kasus ini, pihak terlapor tidak memberikan jawaban. (red)

Posting Komentar

0 Komentar