Atlet Anggar Jember Berlatih di Solo, Rahasiakan Kekuatan



Jember, tjahayatimoer.net - Pengurus Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Ikasi) Kabupaten Jember akan menggelar pemusatan latihan di Solo, Jawa Tengah. Ini bagian dari upaya merahasiakan kekuatan demi menuai emas dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur tahun ini.


Pemusatan latihan dilakukan pada Mei 2022 setelah lebaran. “Tiga belas atlet kami akan dikirim ke Solo, karena kalau dikirim ke Surabaya, justru kekuatan atlet kami terpetakan. Maka jalan terbaik adalah Solo. Atlet dan pelatih anggar di Solo rata-rata kelas nasional. Kedua, jarak tempuh ke Solo masih terjangkau dan biaya masih murah. Kami akan mematangkan strategi,” kata Ketua Ikasi Jember Donny Tri Istiqomah.

Donny tidak main-main dalam mempersiapkan diri menghadapi porprov. Apalagi, cabor anggar sudah vakun selama tiga tahun di Jember. Ikasi menyeleksi 31 atlet yang kemudian dikurangi menjadi 13 atlet. Mereka akan mengikuti kelas perorangan degen, sabel, floret, dan beregu degen putra. “Beregu ini berjumlah empat orang,” kata Donny.

Sampai saat ini para atlet anggar melakukan pemusatan latihan (TC atau training center) dengan biaya mandiri pengurus Ikasi Jember. “TC mandiri itu kami laksanakan seminggu tiga kali, Rabu, Jumat, dan Minggu. Sampai detik ini kami sudah mengeluarkan anggaran hampir Rp 170 juta dari kantong pengurus,” kata Donny.

Kendati tak masuk dalam cabor unggulan, Donny mengatakan, Ikasi Jember punya target internal. “Awalnya kami menargetkan empat medali emas. Tapi setelah melakukan pemetaan, kami akan menyumbangkan dua medali emas. Kami akan bikin kejutan, karena punya dua atlet bagus,” katanya.

Donny mendengar kabar dana hibah akan turun ke KONI sekitar Rp 3 miliar dan akan dibagikan ke cabor berdasarkan prestasi atlet. “Kalau didasarkan prestasi atlet, anggar tidak akan dapat karena anggar baru restart. Jadi tetap harus ada nominal terkecil untuk cabor-cabor yang baru bangkit, karena itu untuk kebutuhan atlet,” katanya.

Donny mengingatkan, senjata anggar mahal. Dalam setiap latihan, selalu ada senjata yang patah. “Sekali patah kami harus ganti senjata baru Rp 1,5 juta. Setiap minggu selalu ada senjata patah, karena sparring. Training pasti sparring terus. Kadang satu atau dua senjata patah. Per minggu rata-rata kami keluar Rp 3 juta untuk membeli alat. Itulah kenapa kami butuh dana hubah,” katanya. (red)

Posting Komentar

0 Komentar